“Pesanan dari Jakarta ini siap antar ke lokasi, sesuai dengan permintaan masing-masing panitia kurban,” imbuh H Yasmin.
“Sekarang yang tinggal sebagian besar berupa sapi lokal Madura,” katanya.
Peternakan sapi “Sriwijaya Farm” Cisadap Ciamis ini menurut H Yasmin menggunakan ampas tahu untuk pakan sapi peliharaannya yang dioplos dengan konsentrat dan tetes tebu yang didatangkan dari pabrik tebu di Jawa Tengah.
Sementara di Cisadap sebagai sentra produksi tahu di Ciamis, stok ampas tahu (ampas kedelai) tentu melimpah. Jadi pemanfaatan ampas tahu bisa menjadi bagian dari solusi lingkungan pengelolaan limbah tahu.
“Kami melibatkan 5 orang warga setempat untuk pemeliharaan sapi-sapi di Sriwijaya Farm. Sehari dibutuhkan sekarung (80 kg) ampas tahu. Campuran ampas tahu, konsentrat dan tetes tebu ramuan yang cocok untuk penggemukan sapi yang terjaga kesehatannya” pungkas H Yasmin.
Sepi nya permintaan ternak untuk kurban juga dirasakan oleh Kikim Tarkim, pemilik Rumah Dokas (Domba-Kambing-Sapi) di Tambaksari dan Rancah Ciamis.
“Sampai hari ini permintaan kambing untuk kurban belum begitu membahagiakan. Padahal waktu tinggal 2 minggu lagi. Seharusnya sudah mulai meriah. Tapi ini malah sepi-sepi aja. Nampaknya permintaan jauh berkurang dibanding tahun lalu,” keluh Kikim Tarkim, bandar ternak dari Rumah Dokas Rancah-Tambaksari kepada iNewsCiamisRaya.id, Selasa (4/6/2024).
Editor : Asep Juhariyono