JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id - Arteria Dahlan, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali menuai sorotan publik. Yang terbaru, Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP ini mengancam akan memperkarakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. Dia pun meminta Mahfud untuk mencabut pernyataan soal anggota DPR 'markus'.
Nama Arteria Dahlan tak asing lagi di Indonesia. Politikus yang lahir pada 7 Juli 1975 di Jakarta ini kerap mengundang kontroversi karena ucapan yang dilontarkannya.
Dengan karakternya yang emosional dan meledak-ledak, ia sering mendapat cibiran netizen di media sosial. Meski begitu, hal tersebut tidak membuat Arteria jera untuk berhenti membuat pernyataan kontroversial. Lantas apa saja kontroversi Arteria Dahlan? Berikut ini enam kontroversinya.
Kontroversi Arteria Dahlan
1. Minta Dipanggil 'Yang Terhormat'
Dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan pimpinan KPK, 11 September 2017, Arteria yang merupakan anggota Komisi VIII hadir karena ditugaskan fraksinya. Saat diberikan kesempatan bicara, Arteria memprotes pimpinan KPK yang tidak memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'.
"Ini mohon maaf ya, saya kok enggak merasa ada suasana kebangsaan di sini. Sejak tadi saya tidak mendengar kelima pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'," katanya waktu itu.
Karena diprotes, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan kemudian menyebut 'Yang Terhormat' setiap menjawab pertanyaan.
2. Menyebut Kementerian Agama (Kemenag) Bangsat
Saat membahas kasus penipuan ibadah umrah dalam rapat Komisi III DPR bersama Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, Rabu, 28 Maret 2018, Arteria Dahlan menyebut Kemenag 'bangsat'. Ia mengaku kecewa atas kinerja Kemenag dalam menangani perjalanan umrah jamaah Indonesia.
"Ini Kementerian Agama bangsat Pak, semuanya Pak. Saya buka-bukaan," ujar Arteria waktu itu.
Namun sehari kemudian Arteria Dahlan meminta maaf atas ucapannya. "Kalau ada ketersinggungan, mohon maaf. Kalau saya menyinggung Pak Menteri dan teman-teman Kemenag," katanya.
3. Menuding Profesor Emil Salim Sesat
Arteria Dahlan sering berapi-api ketika terlibat dalam perdebatan. Seperti dalam acara televisi Mata Najwa yang membahas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) KPK. Dia berdebat sengit dengan Profesor Emil Salim.
Dalam acara berjudul Ragu-ragu Perppu, Politikus PDIP itu berbicara operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Publik seakan terhipnotis atas tindakan hukum, padahal menurut Arteria, banyak janji KPK yang tidak tercapai. Emil yang mendengar pernyataan itu lalu menyinggung keberhasilan KPK yang menangkap ketua umum partai politik dan mengirimnya ke penjara.
Emil Salim juga mengatakan bahwa ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan. Namun Arteria menepis hal tersebut.
"Mana Prof, saya di DPR, Prof Tidak boleh begitu Prof, saya yang di DPR saya yang tahu, mana Prof? Sesat, ini namanya sesat," kata Arteria.
4. Penegak Hukum Tak Boleh Ditangkap Tangan
Dalam sebuah webinar yang digelar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dengan Kejaksaan Agung, Kamis 18 November 2021, Arteria Dahlan mengatakan bahwa kegiatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) tidak perlu dilakukan, terutama kepada para penegak hukum seperti polisi, hakim, hingga jaksa. Karena semuanya merupakan simbol negara di bidang penegakan hukum.
"Saya pribadi, saya sangat meyakini yang namanya polisi, hakim, jaksa itu tidak boleh di-OTT," kata Arteria Dahlan.
5. Minta Jaksa Agung Copot Kajati yang Berbahasa Sunda saat Rapat
Arteria Dahlan meminta agar Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mencopot seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) karena berbahasa Sunda dalam forum rapat. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Kerja dengan Jaksa Agung.
"Ada kritik sedikit Pak JA, ada Kajati Pak, dalam rapat, dalam raker itu ngomong pakai Bahasa Sunda," kata Arteria di Ruang Rapat Komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/1/2022).
Namun, politikus yang sering membuat pernyataan kontroversial itu tidak menyebutkan siapa Kajati yang dimaksud. Arteria hanya menegaskan permintaannya agar Jaksa Agung mencopot Kajati yang ia maksud. "Ganti pak itu. Kita ini Indonesia pak," kata Legislator Dapil Jawa Timur VI ini.
Karena pernyataan yang dinilai menyinggung tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendesak Arteria untuk segera memohon maaf kepada masyarakat Sunda. Desakan tersebut disampaikan Ridwan Kamil menyikapi kegaduhan yang dibuat Arteria Dahlan.
"Jadi saya menghimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di Nusantara ini. Kalau tidak dilakukan, pasti akan bereskalasi. Sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan," tutur Kang Emil, Selasa (18/1/2022).
Budayawan Majalengka juga bereaksi atas ungkapan Arteria Dahlan yang meminta Kajati Jabar dicopot gara-gara menggunakan bahasa Sunda saat rapat. Sejumlah Budayawan Majalengka menilai ungkapan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP itu sebagai sesuatu yang tidak logis.
Alih-alih meminta untuk dicopot, penggunaan bahasa daerah seharusnya diapresiasi. "Seharusnya kecenderungan orang menggunakan bahasa daerah diapresiasi," kata salah satu Budayawan Majalengka, Wa Kijoen, Selasa (18/1/2022).
Budayawan Majalengka lainnya, Oom Somara menilai di tengah rencana penamaan Nusantara untuk calon Ibu Kota baru, justru muncul ungkapan yang menyinggung sebagian warga.
"Saya menyebutnya sebagai Tragedi Arteria. Di saat pemimpin tertinggi negeri ini hendak menamai calon Ibu Kota baru RI dengan nama Nusantara, tiba-tiba saja ada yang berpikir bahwa menggunakan bahasa Sunda sebagai pelanggaran berat, yang memungkingkan seorang Kajati dicopot," jelas dia.
6. Ancam Perkarakan Menko Polhukam Mahfud MD
Arteria Dahlan, geram dan akan memperkarakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. Dia pun meminta Mahfud untuk mencabut pernyataan soal anggota DPR 'markus'.
"Tadi Prof (Mahfud) begitu keras, (bilang) DPR itu keras padahal Markus minta proyek," ujar Arteria dalam RDP di Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/3/2023) malam.
Politikus PDIP ini meminta agar pernyataan Mahfud tersebut ditarik. Pasalnya, pernyataan Mahfud dapat dinilai oleh publik bahwa semua anggota DPR adalah 'markus."Saya minta Prof cabut," tegas Arteria.
Mahfud pun langsung mengklarifikasi pernyataannya tersebut dalam sesi pendalaman bahwa yang dimaksud olehnya adalah DPR periode 2004-2009.
"Saya bicara Markus. Saya bicara Markus, ini tadi saya dipotong bicara Markus. Di DPR itu pernah terjadi peristiwa tanggal 17 bulan 2 tahun 2005. Namanya peristiwa "ustad di kampung maling"," kata Mahfud.
Demikianlah 6 kontroversi Arteria Dahlan, Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP yang sering mendapat cibiran netizen di media sosial.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "Deretan Kontroversi Arteria Dahlan, Nomor 5 Mencabik Hati Masyarakat Sunda"
Artikel ini telah diterbitkan di halaman Okezone dengan judul "Diancam Diperkarakan Arteria soal Pernyataan DPR Markus, Mahfud MD: Bukan Anggota Sekarang!"
Editor : Asep Juhariyono