get app
inews
Aa Read Next : FIFA Batalkan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia, Inilah 9 Hukuman yang Segera Diterima Indonesia

Awal Mula Donor Mata di Indonesia, Dapat Sumbangan Kornea dari Sri Lanka 

Selasa, 04 April 2023 | 00:36 WIB
header img
Sejarah donor mata di Indonesia diawali dengan sumbangan kornea mata dari Bank Mata Internasional Sri Lanka. Foto: Ilustrasi/Lions Eye Institute

JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id - Sumbangan kornea mata dari Bank Mata Internasional Sri Lanka merupakan awal mula sejarah donor mata di Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi pada 1967.

Prof. Dr. Isak Salim merupakan orang pertama yang melakukan proses pencangkokan kornea mata di Indonesia. Kegiatan transplantasi kornea itu menjadi peristiwa bersejarah di Indonesia.

Di tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 8/Birhub/ 1967, yang menyatakan bahwa kebutaan di Indonesia merupakan bencana nasional, tepatnya pada 24 Juli 1967. Hal inilah yang mendorong berdirinya Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) dan Bank Mata Indonesia Nasional.

Surat keputusan tersebut menjelaskan pula bahwa angka kebutaan di Indonesia meliputi 1% dari jumlah penduduk. Sementara itu 10% penyandang tunanetra dapat dipulihkan dengan cangkok kornea mata. Umumnya, mereka mengalami kekeruhan mata hingga kerusakan kornea. Apabila operasi berhasil, penglihatan mereka dapat pulih kembali sebagaimana penglihatan orang normal.

Dilandasi kepedulian terhadap kondisi ini, para relawan kemudian membentuk sebuah badan yang dinamai Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI). PPMTI secara resmi berdiri pada 10 Maret 1968.

Selain itu, Indonesia juga mempunyai Lions Eye Bank. Lions Eye Bank merupakan organisasi non-profit yang didirikan di 2018. Aktivitas organisasi ini terkait penyediaan, pengambilan, proses, penyimpanan, serta distribusi kornea terbaik.

Di Indonesia, 1 dari 1.000 orang menderita kebutaan karena kerusakan kornea. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi dengan pencangkokan kornea apabila melalui penggunaan obat tidak menunjukkan perbaikan.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut