Peggy Melati Sukma Menikah, Ini Sosok Suaminya yang Bukan Orang Sembarangan

JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Kabar bahagia datang dari artis Peggy Melati Sukma, ia resmi menanggalkan status jandanya dengan menerima pinangan seorang duda bernama Reza.

Ternyata, sosok suaminya ini bukanlah orang sembarangan. Dia seorang pengusaha sekaligus imam besar New Zealand yang memiliki nama lengkap Syaikh DR. Reza Abdul Jabbar.

Baca Juga

Deretan Artis yang Menikah dengan Habib dan Ustaz, Nomor 4 Kini Tinggal di Selandia Baru

Dilansir dari NZ Herald, Kamis (2/2/2023), Reza lahir pada 1975 di di Pontianak, Kalimantan Barat. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang multi-etnis dengan pengaruh agama Islam yang sangat kuat.

Mendiang ayahnya merupakan pengusaha farmasi, tekstil, dan konstruksi yang membuat kehidupannya serba kecukupan. Mereka memiliki rumah dengan pekarangan luas yang ditanami mangga.

Sejak kecil, dia juga sudah memelihara berbagai hewan, seperti rusa, burung, ayam, dan orang utan. “Mereka sudah seperti saudara bagiku. Aku sering membawa orang utan jalan-jalan ke kota dan makan es krim bareng,” tuturnya.

Reza Abdul Jabbar mengaku, bercita-cita menjadi peternak sejak usianya masih 7 tahun. Sebuah impian yang diakuinya, sangat didukung dan difasilitasi oleh sang ayah. Setelah lulus SMA di Singapura, dia kemudian kuliah di Glenfield College Auckland.

Dia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar master ilmu agrikultur dari Massey University. Pada usia 22 tahun, dia bekerja sebagai manajer di sebuah peternakan di pinggiran kota Hamilton dan mengurusi 750 sapi perah setiap harinya.

Dia kemudian menikah dengan mendiang Silvia, seorang bankir yang memberikannya lima anak. Pada 2007, dia membeli tanah seluas 185 hektare di Invercargill dan membangun dua peternakan dengan lebih dari 1.000 sapi perah.

Kini, Reza sudah memiliki lima peternakan, sambil mengajar di sekolah lokal, dan bergabung dengan pusat penelitian untuk pengembangan produk dairy. Dia juga mengisi waktu dengan touring Harley Davidson dan aktif berdakwah.

Editor : Asep Juhariyono