Jika benar anggapan sebagian orang bahwa semangat nasionalisme dan kebangsaan kita kini telah pudar dan menguap, tentu ini menjadi persoalan serius, tanda-tanda yang kini muncul dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Apa yang kita saksikan sekarang adalah hilangnya rasa saling percaya (trust) antar sesama, baik horisontal maupun vertikal. Pada saat yang sama partai politik sebagai perpanjangan aspirasi rakyat hanya menjadi bebek yang mengiba pada belas kasihan sang penguasa.
Maka ketika rakyat menghendaki perubahan berbanding terbalik dengan keinginan partai politik yang madep mantep manut penguasa.
Kontestasi Gagasan dan Ide Perubahan
2023 adalah tahun politik yang harus kita jadikan momentum untuk menentukan arah bangsa ke depan, karena itulah maka tahun 2023 harus menjadi tahun kontestasi gagasan dan ide besar untuk membangun Republik ini kedepan, sehingga bangsa ini dapat menilai siapa dan dari mana gagasan besar serta arah perjuangan bangsa ini terlahir.
Partai politik tidak hanya sekedar menawarkan calon pemimpin yang hanya bermodalkan popularitas semu dan pencitraan palsu, akan tetapi sebaliknya partai politik harus menawarkan calon-calon pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik, memiliki integritas, bersih dari korupsi dan tentunya memiliki gagasan-gagasan besar untuk bangsa ini ke depan.
Sadar ataupun tidak saat ini kita sedang menghadapi darurat politik, di mana partai politik hanya menjadi corong kekuasaan, maka sudah saatnya rakyat bersatu untuk mengevaluasinya, sederhana sekali karena dalam demokrasi daulat ada ditangan rakyat, maka rakyatlah yang berhak untuk memilih ataupun tidak memilih calon yang ditawarkan oleh partai politik.
Jika rakyat merasa bahwa calon tersebut hanya boneka yang hanya akan menjadi kepanjangan tangan oligarki, maka rakyat berhak untuk tidak memilihnya. Begitu pula jika ada muncul harapan baru akan perubahan, yang dirasakan akan mampu membawa kemajuan, maka rakyat wajib bersatu padu untuk mendukungnya.
Melalui momentum peringatan 10 November ini, marilah kita bangkitkan semangat anak-anak muda kita untuk meraih perubahan, sebagaimana kemerdekaan harus diperjuangkan dengan darah dan air mata, maka perubahan juga harus diperjuangkan dengan tenaga, pikiran dan materi.
"Jangan memperbanyak lawan, tapi perbanyaklah kawan" (Bung Tomo).
Editor : Asep Juhariyono