5. Kaledonia Baru
Kaledonia Baru merupakan negeri jajahan Perancis yang terletak di sebelah timur Australia atau di sebelah utara Selandia Baru. Negara ini sebagian kecil dari warganya adalah keturunan Indonesia, khususnya orang Jawa.
Ceritanya, dahulu orang-orang Belanda menjalin kerja sama dengan Perancis dalam hal ekonomi. Suatu ketika Perancis membutuhkan banyak pekerja untuk memberdayakan tanah di Kaledonia Baru. Belanda lalu memenuhi permintaan tersebut dengan mulai mengirimkan orang-orang Jawa ke sana.
Alhasil, hingga kini orang Jawa di sana masih eksis sama halnya di Suriname. Mereka bahkan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari mereka.
6. Malaysia
Malaysia menjadi negara yang paling banyak ditinggali orang Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 2,5 juta saudara kita berada di sana. Dominan dari mereka adalah pekerja. Meski begitu, ada juga Namun, faktor historis yang menjadi alasan mengapa jumlah mereka begitu banyak di sana.
Sejarah mencatat, ada beberapa kejadian penyebab perpindahan orang pribumi ke Malaysia. Di antaranya perpindahan orang-orang Bugis, Jawa dan lainnya ke wilayah Kesultanan Malaka dengan tujuan berdagang. Arus perdagangan di jalur Malaka dahulu begitu kuat sehingga menarik minat para orang Indonesia untuk berdagang.
Selain berlatar perniagaan, ada pula alasan untuk menyelamatkan diri sehingga berpindah ke Malaysia. Seperti yang dilakukan orang-orang Mandailing dan Minangkabau yang menghindari konflik Perang Paderi.
7. Arab Saudi
Sekitar 1,5 juta warga negara Indonesia menetap di Arab Saudi untuk bekerja. Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak di dunia, tentu ada banyak rakyat Indonesia yang memutuskan menetap dan mencari peruntungan negeri ini.
8. Taiwan
Seperti Arab Saudi, Taiwan merupakan negara yang menjadi tujuan utama perantau dari Indonesia yang hendak mengadu nasib dengan berprofesi sebagai pekerja migran. Di negara ini, ada kurang lebih 161 orang WNI yang mengais rezeki di sana.
Artikel ini telah diterbitkan di Okezone dengan judul "8 Negara di Dunia yang Ternyata Banyak Orang Indonesianya, Apa Saja?"
Editor : Asep Juhariyono