Fikri menjelaskan bahwa tidak semua proses kalibrasi arah kiblat memerlukan alat-alat modern. Ada fenomena alam yang dapat dimanfaatkan umat Islam secara sederhana namun sangat akurat, yaitu fenomena antipoda atau dikenal juga sebagai Rasdul Qiblat.
Fenomena ini terjadi saat matahari tepat berada di atas Ka’bah, sehingga bayangan benda tegak lurus akan menunjuk langsung ke arah kiblat. Momen ini terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada 26–30 Mei dan 16–18 Juli.
Untuk tahun 2025, fenomena antipoda terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025 pukul 16.15 WIB dan Kamis, 17 Juli 2025 pukul 16.18 WIB.
Pada waktu tersebut, siapa pun bisa mengecek ulang arah kiblat hanya dengan tongkat, benang bandul, atau tiang yang membentuk bayangan lurus saat terkena cahaya matahari. Garis bayangan itulah yang menunjukkan arah kiblat yang sebenarnya.
Memanfaatkan momen antipoda, Fakultas Syariah dan Hukum UID bekerja sama dengan BHRD Kemenag Ciamis dan DKM Masjid Agung Ciamis mengadakan kegiatan verifikasi arah kiblat secara langsung pada Selasa (27/5/2025). Cuaca cerah mendukung kegiatan tersebut sehingga bayangan bisa terlihat jelas.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UID, Dr. Sumadi Jo, memimpin kegiatan yang diikuti 30 mahasiswa dan dosen. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa arah kiblat bangunan utama Masjid Agung Ciamis sudah akurat, namun arah kiblat bagian selasar (perluasan bangunan) ternyata menyimpang dan perlu dikoreksi.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait