Meski pelatihan tersebut berlangsung dalam suasana Ramadan, para warga binaan tetap bersemangat mengikuti pelatihan. Sebagai kegiatan positip dalam mengisi bulan puasa. Sebagai bagian dari ibadah dan menambah ilmu serta keterampilan yang bermanfaat.
Pelatihan bercocok tanam padi dengan metode SRI akan dilaksananakan selama 3 hari. Adapun materi pada hari ini adalah pembelajaran ekologi tanah.
Bagaimana para narapidana memahami kondisi tanah yang dikelola, serta mengetahui, mengerti juga mamahami peran dan fungsi bahan organik dari dalam tanah.
Selanjutnya pada hari ke-2 para narapidana akan diberikan pelatihan mengenai peran dan fungsi bahan organik di dalam kehidupan, yang biasa dikenal dengan istilah dekomposisi, serta bagaimana kehidupan tanaman dan mahluk hidup yang berada di dalam tanah.
Sedangkan materi pada hari terakhiir adalah mempraktekan cara pembuatan pupuk cair atau yang lebih dikenal dengan MOL (mikro organisme lokal). Pupuk ini memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai kearifan lokal masing-masing daerah, seperti bonggol pisang, keong mas, rebung bambu, buah maja dan lainnya.
Praktek bercocoktanam padi organik metode SRI tersebut dengan menggunakan ember sebagai sarana bercocoktanamnya lengkap dengan media tanamnya. Menanam padi tidak harus selalu di sawah, tetapi juga bisa dalam ember dan wadah lainnya. Sesungguhnya padi bukanlah tanaman air, tetapi tanaman yang butuh air.
Kegiatan ini sangat luar biasa, tentu saja terlihat dari semangat dan antusiasme narapidana selama mengikuti pelatihan.
Karena pelatihan budidaya tanaman padi dengan metode SRI adalah sesuatu hal yang baru bagi narapidana dan merupakan sebuah terobosan yang sejalan dengan asta cita Presiden terkait ketahanan pangan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait