“Kegiatan Gebyar Muharram ini sudah berlangsung setiap tahun, tradisi di Desa Sukamulya sejak 37 tahun lalu. Saya masih ingat kegiatan pertama kali Gebyar Muharram di Sukamulya waktu saya masih kelas VI SD, yang ikut sunatan waktu itu hanya 3 orang. Tapi tahun ini alhamdulillah, pesertanya 126 anak,” ujar H Abun.
Kegiatan tahunan “Gebyar Muharram“ di Desa Sukamulya yang digelar turun temurun setiap tahun tersebut katanya atas biaya swadaya murni warga. Dan sejak tahun 2011, Replika dipercaya sebagai penyelenggara yang melibatkan anak-anak muda dan remaja.
“Dari 76 pengusaha asal Sukamulya yang menyebar di berbagai kota di pulau Jawa, terkumpul donasi sebesar Rp250 juta. Selain itu juga ada yang menyumbang kambing, sapi, sayur mayur bahkan juga beras. Yang diolah dan dimasak oleh warga untuk disajikan pada kegiatan Gebyar Muharram.
Bagi perantau asal Desa Sukamulya, menurut Kades Sukamulya, Yana, ada dua moment untuk pulang kampung bersama-sama. Yakni saat lebaran dan saat Gebyar Muharram digelar tiap tahun.
“Kalau saat lebaran yang pulang kampung 100 persen. Kalau pada kegiatan Gebyar Muharram sekitar 90 persen perantau pulang. Dua momen tersebut, menjadi momen silaturahmi warga Desa Sukamulya. Baik yang merantau dengan warga yang tinggal di kampung,” ujar Kades Sukamulya, Yana.
Dari ratusan warga Desa Sukamulya yang merantau, sekitar 100 orang jadi pengusaha di bidang baja ringan, lebihnya ada yang jadi pedagang, punya toko dan warung.
“Alhamdulillah di desa ini nyaris tidak ada pemuda yang menganggur,” ucapnya.
Ada dua komunitas yang membuat pembangunan di Desa Sukamulya berkembang pesat, yakni Replika yang lebih banyak bergerak di bidang sosial dan SDM. Berikut Komunitas Gaspool yang membuat Desa Sukamulya semakin kinclong, semakin indah, tertib dan bersih,
“Tiap Jumat, warga terutama ibu-ibu melakukan kegiatan Jumat Bersih. Jalan-jalan terjaga selalu bersih dan indah,” pungkas Yana.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait