Jika berbicara tentang tunawisma di kota-kota di AS, Eugene berada di urutan teratas dengan 432 tunawisma per 100.000 penduduk. Untungnya, banyak organisasi nirlaba dan beberapa pemerintah yang bekerja keras menurunkan angka tunawisma. Ini adalah salah satu cara untuk mengurangi angka tunawisma, namun ini bukanlah solusi yang berkelanjutan.
Kunci untuk mengurangi angka tunawisma adalah dengan membangun lebih banyak rumah, untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah dan meningkatkan permintaan pasokan rumah untuk mengurangi persaingan dan menurunkan harga sewa dan hipotek.
Jika kita melihat tren industri real estat, antara tahun 2020-2022, industri ini sangat panas karena pembeli berlimpah dan harga meroket, tetapi para ahli industri memperkirakan industri real estat akan jatuh pada tahun 2024. Seperti yang dipublikasikan oleh Forbes Advisor, tahun 2024 mungkin merupakan tahun terbaik untuk membeli rumah.
Data terbaru OECD melaporkan 5 negara teratas dengan gelandangan atau pengemis terbanyak di dunia tahun 2024 dilansir dari Insider Monkey.
Negara dengan Jumlah Pengemis Terbanyak di Dunia
1. Nigeria
Di urutan teratas adalah Nigeria, negara dengan epidemi tunawisma terburuk dengan 24 juta orang saat ini menjadi tunawisma. Negara ini memiliki tingkat kemiskinan sebesar 63%, dan biaya hidup terus meningkat. Tingkat kepemilikan rumah di Nigeria menurun 5% pada tahun 2023. Organisasi seperti Sheltered Hope Initiative fokus pada pengurangan tunawisma di Nigeria.
2. Pakistan
Peringkat ke dua ada Pakistan. Pakistan memiliki 20 juta tunawisma termasuk anak-anak dan orang tua. Jumlah tunawisma di Pakistan meningkat karena inflasi, pengungsian, dan kemiskinan. Bencana banjir tahunan di negara ini berkontribusi lebih jauh terhadap krisis, menghancurkan infrastruktur dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Sekitar 40% dari populasi Pakistan tidak memiliki rumah untuk ditinggali, dan sebagian besar dari mereka berlindung di daerah kumuh. Meskipun pemerintah Pakistan telah meluncurkan inisiatif pembangunan hunian, proyek tersebut telah dihentikan sejak pandemi.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait