BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Generasi muda menjadi salah satu kunci utama dalam membangun bangsa. Sejak kecil mereka menyerap berbagai macam pengetahuan, rasa ingin tahu dan keinginan untuk berkarya yang kian memuncak.
Generasi muda itu bisa lebih kreatif jika mereka bisa bergabung dengan wadah yang tepat untuk mengembangkan bakatnya. Salah satunya wadah tersebut seperti Paguyuban Mojang Jajaka (Moka).
Menurut senior Moka di Kota Banjar, Atet Handiyana Sihombing, mojang Jajaka merupakan sebuah wadah yang didalamnya mempunyai peran penting dalam menjaga serta mempromosikan budaya dan tradisi yang ada di daerah.
Selain itu peran mojang jajaka juga sebagai duta pariwisata dimana mereka harus bisa mempromosikan pariwisata yang ada di suatu kota. Karna mojang jajaka merupakan perwujudan dari generasi muda dari suatu daerah.
"Dan saat ini Mojang Jajaka juga berperan penting dalam mempromosikan ekonomi kreatif di suatu daerah," katanya, Kamis (16/5/2024).
Saat ini paguyuban mojang jajaka Kota Banjar sedang melaksanakan kegiatan pasanggiri tahun 2024, pasanggiri mojang jajaka tahun ini diberi tema 'Setra Perçéka'.
Dalam budaya Sunda menjadi sebuah filosofi yang menekankan bahwa untuk menjadi mojang jajaka mencapai kemajuan dan kesuksesan hidup memerlukan keseimbangan antara kebersihan fisik dan spiritual, serta kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Paguyuban Mojang dan Jajaka Kota Banjar sendiri sudah ada sejak dulu, meskipun waktu itu dari sejarahnya masuk kedalam bagian paguyuban mojang jajaka Kabupaten Ciamis.
Seiring dengan pemekaran Kota Banjar dari Kabupaten Ciamis, muncul beberapa orang yang peduli serta membawa nama mojang jajaka pertama kesini.
"Waktu itu saya (Atet Handiyana) beserta beberapa rekan lainnya secara bersama-sama dengan spirit pembangunan Banjar setelah berpisah dari Ciamis bergerak untuk mempopulerkan nama mojang jajaka disini hingga generasi ke generasi saat ini mojang jajaka terus ada," ucapnya.
Namun kondisi saat ini membuat dirinya miris disaat perjuangan para pembawa nama mojang jajaka ke Kota Banjar dulu dilupakan oleh generasi Moka saat ini.
Saat pasanggiri yang merupakan hajatan dari mojang jajaka, para senior atah pupuhu moka sama sekali tidak diberitahu, bahkan tidak diundang dalam acara grand final mojang jajaka yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 mei 2024 di Aula Somahna Bagja Dibuana atau di Kantor Walikota Banjar.
Tentu ini bertolak belakang dengan sikap-sikap yang harus ditanamkan para mojang jajaka dimana mereka juga harus bisa menjadi agen perubahan yang bisa menghormati nilai-nilai luhur dan norma.
"Apalagi melihat dari tema pasanggiri kali ini temanya sangat filosofis yaitu Sétra Perçéka tetapi disayangkan para pengurus paguyuban mojang jajaka tidak merefleksikan arti dari tema pasanggiri tersebut," ujar dia.
"Sehingga saya mengatakan kembali bahwa mojang jajaka itu harus membentuk generasi yang kreatif dan tidak lupa sejarah," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait