CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Peternak di Dusun Bulaksitu, Desa Banjaranyar Ciamis menjelang Idul Adha mulai dilanda cemas menyusul muncul penyakit yang mematikan yang menyerang kambing peliharaan mereka.
Seperti dari 17 ekor kambing peliharaan Sarno, tiga ekor mati tak terselamatkan. Ketiga ekor kambing yang mati terserang penyakit tersebut jenis kambing lokal, istilahnya kambing randu.
Sebelum ditemukan mati, kambing tersebut mengalami gejala batuk-batuk dan flu. Keluar cairan meleleh seperti air liur dari hidungnya. Kambingnya tidak bisa berdiri seperti lumpuh.
“Padahal ketiga ekor kambing yang mati tersebut merupakan stok untuk Idul Adha,” ujar Sarno, warga Dusun Bulaksitu RT 02 RW 06 Desa Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar Ciamis kepada iNewsCiamisRaya.id, Selasa (14/5/2024).
Kejadian pertama, satu ekor kambing mati menurut Sarno, hari Sabtu (11/5/2024) jam 19.00 WIB malam. Sedangkan yang dua ekor mati sekitar jam 02.00 WIB dini hari, Minggu (12/5/2024) dengan gejala yang sama, batu-batuk, flu, keluar lelehan air seperti liur yang berlebihan dari hidung. Tapi tidak berbusa.
Ketiga ekor kambing yang mati tersebut, sebelumnya sempat diberi obat kampung berupa parutan kunyit. Tapi nyawa ke-3 kambing tersebut tak terselamatkan. “Bangkainya sudah dikuburkan,” katanya.
Menurut Sarno, ia bersama Mang Toyo sudah berupaya minta tolong petugas tapi telat respon.
“Waktu kejadian pertama hari Sabtu (11/5/2024) kami sudah minta tolong petugas. Tapi datangnya Minggu (12/5/2024) pagi pukul 08.00 WIB. Tiga ekor kambing sudah mati,” keluh Sarno.
Khawatir meluasnya ancaman penyakit yang mematikan kambing tersebut, apalagi sekarang menjelang Idul Adha, menurut Sarno, ia bersama sejumlah peternak akan mendatangi Dinas Peternakan dan Perikanan di Ciamis.
“Kami akan ke Dinas Peternakan secepatnya. Mudah-mudahan ada solusi,” imbuhnya.
Cemas akan ancaman penyakit yang mematikan tersebut menurut Sarno, empat ekor kambing terpaksa dijual.
“Sekarang di kandang tinggal 10 ekor lagi. Empat ekor sudah dijual, sudah dibawa bandar. Tiga ekor terlanjur mati,” ungkap Sarno yang khawatir ancaman penyakit yang mematikan pada kambing tersebut terus meluas.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait