BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Banjar, Jawa Barat terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjar sejak Januari 2024 kemarin tercatat ada 51 orang, dua diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, Saifudin mengungkapkan peningkatan kasus DBD ini tidak hanya terjadi di daerah Banjar saja melainkan se-Jawa Barat.
"Kasus DBD di Kota Banjar bahkan di Jawa Barat cukup tinggi," katanya kepada iNewsCiamisRaya.id, Jumat (22/3/2024).
Kasus DBD di Kota Banjar sejak Januari 2024 hingga 13 Maret kemarin tercatat ada 51 orang, dari total keseluruhan dua orang diantaranya meninggal dunia.
"Di Banjar mencapai 51 orang, dua orang diantaranya meninggal dunia," kata dia.
Saefudin mengatakan kasus DBD juga mengalami peningkatan di tingkat provinsi Jawa Barat. Dimana angkanya saat ini mencapai ribuan orang yang terpapar DBD.
"Untuk di Jawa Barat berdasarkan keterangan yang diterima sudah mencapai ribuan orang yang terpapar, sebanyak 88 orang meninggal dunia," ujarnya.
Ia mengatakan tren peningkatan kasus DBD ini terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya cuaca serta pola perilaku dari masyarakat itu sendiri.
"Kasus DBD trennya cukup tinggi karena dipengaruhi beberapa faktor seperti cuaca dan perilaku masyarakat," kata Saefudin.
Jika dibandingkan angka kasus DBD di Kota Banjar ini memang berbeda sedikit dengan tahun sebelumnya dimana hanya temukan 53 kasus dengan satu kematian.
"Tapi ini awal tahun, jumlahnya sudah mau mendekati tahun lalu, artinya harus diwaspadai. Mudah-mudahan kasus DBD di Kota Banjar bisa mereda," terangnya.
Pihaknya saat ini terus melakukan upaya agar penyebaran DBD di Kota Banjar ini bisa teratasi, salah satunya dengan menggerakkan lintas sektor untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk.
Dalam hal ini pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar lebih disiplin berperilaku sehat dengan melakukan langkah-langkah 3M plus.
"Kita harus lakukan langkah-langkah seperti Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan air, Mendaur ulang barang yang memiliki potensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk, dan menggunakan obat nyamuk di rumah," jelasnya.
"Melakukan fogging saja tidak cukup, karena upaya itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Menurut saya yang efektif itu melakukan 3M plus," sambungnya.
Untuk mendukung upaya pencegahan kasus DBD, pihaknya juga telah melakukan penyuluhan ke lingkungan masyarakat dan sekolah-sekolah, serta pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah.
"Penyuluhan ke SD dan SMP kita laksanakan, kita langsung melakukan pemeriksaan jentik nyamuk juga ke sekolah-sekolah," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait