Puluhan pohon menyan tersebut menurut Mang Maman berada di petak hutan milik Perhutani dengan luas lebih dari 5 hektar sampai batas Kota Banjar, tumbuh bersama pohon mahoni.
Hari Sabtu dan Minggu (27 - 28/01/2024) lalu, waktu hujan deras disertai angin kencang melanda, menurut Mang Maman ada 3 pohon menyan tua usia ratusan tahun tersebut tumbang . Roboh diterjang angin puting beliung.
“Tiga pohon (menyan) yang tumbang hari Minggu kemarin, lokasinya agak jauh kedalam. Pohon yang rungkad tersebut juga sudah dievakuasi oleh petugas yang punya hutan (Perhutani),” imbuh Mang Maman.
Meski puluhan menyan tua tersebut tumbuh jauh dari rumah warga tetapi lokasi pohonnya sebagian ada yang berada langsung di sisi jalan kampung yang sering dilewati warga baik yang menggunakan mobil, sepeda motor maupun pejalan kaki.
“Itulah yang kami khawatirkan, kalau tiba-tiba ada pohon menyan yang rungkad lagi. Jatuhnya ke jalan. Apalagi sekarang kan lagi musim hujan badai, sering turun hujan lebat dan angin puting beliung,” ungkapnya.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Mak Anah, yang rumahnya hanya dibatasi kolam besar dengan petak hutan lokasi tumbuhnya puluhan menyan usia ratusan tahun tersebut.
Keberadaan puluhan pohon menyan usia tua dan langka tersebut ternyata punya kenangan sendiri bagi Mak Anah .
“Dari Mak masih kecil, sampai sekarang masih sudak nyari suluh ke bawah pohon menyan itu. Ranting-ranting pohon menyan yang sudah kering dibawa pulang. Jadi suluh,” kata Mak Anah.
Hampir setiap hari Mak Anah menyalakan tungku dapurnya dari api suluh ranting kayu menyan yang kering. Baik itu masak nasi, masak air maupun menggoreng lauk pauk.
“Asapnya harum seperti bau menyan,” ujarnya sembari tersenyum.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait