JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Bagi pengendara yang pernah melewati jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), tentu akan melihat penampakan seonggok batu besar yang mencolok, tepatnya di samping ruas tol KM 182 di ujung bukit Salam, Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon. Masyarakat sekitar menamai batu ini 'Batu Bleneng'.
Batu Bleneng. Foto: Fathnur Rohman/Okezone
Tol sepanjang 116,75 kilometer melintasi Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Cirebon. Pembangunan Tol Cipali ini sudah digagas sejak era Presiden Soeharto tapi baru selesai dibangun di masa Presiden Jokowi.
Keberadan Batu Bleneng ini, seringkali dikaitkan dengan kisah mistis di Tol Cipali. Cerita tentang mahluk halus atau raja jin yang mendiami Batu Bleneng di Tol Cipali telah menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat sekitar.
Kisah mistis seputar Batu Bleneng seringkali menjadi topik pembicaraan di kalangan pemudik dan masyarakat setempat. Konon, raja jin yang menjaga Batu Bleneng ini sering mengganggu para pengendara.
Pada saat dilakukannya pembangunan Tol Cipali, batu bleneng ini dibiarkan utuh. Batu tersebut tidak dipindahkan ataupun dihancurkan. Alhasil, kontur jalan menjadi sedikit berbelok demi menghindari batu tersebut.
Diketahui asal-usul nama Batu "Bleneng" berasal dari kata "embel" (lumpur) dan "meneng" (diam). Disebut seperti itu karena tempat tersebut pada zaman dulu merupakan sebuah gunung berapi yang hampir meletus.
Di mana terdapat dua lubang besar dan masing-masing akan memuntahkan lahar panas. Akhirnya, salah satu lubang mengeluarkan lumpur atau embel dalam bahasa Cirebon.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait