GAZA, iNewsCiamisRaya.id – Setelah gagal membendung serangan Hamas pada 7 Oktober silam, tentara Israel kembali melakukan kesalahan. Dimana saat itu ribuan roket dan ratusan pejuang menyusup ke wilayah Zionis. Bodohnya lagi, Israel justru seperti menyerahkan nyawa dengan mengirimkan ribuan tentaranya untuk invasi darat ke Gaza utara
Untuk kesekian kalinya, tentara Israel seperti terperangkap ke lubang yang sama dengan jebakan yang dilakukan oleh Hamas. Israel belum bisa menemukan para sandera yang menjadi tujuan utama meskipun sudah beberapa pekan melakukan invasi darat ke Gaza. Selain itu, mereka pun tak bisa menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah Hamas.
Padahal, strategi yang digunakan Hamas sama seperti serangan pada 7 Oktober silam. Sebagai pejuang perlawanan, Hamas menerapkan strategi gerilya dengan perhitungan yang matang. Mereka tidak tergesa-gesa dalam menyerang tentara Israel, tetapi mereka bergerak perlahan dan pasti.
Lalu, apa saja strategi yang dilakukan Hamas dalam menghadapi invasi darat tentara Israel? Simak ulasan berikut ini.
Strategi Perang Hamas Hadapi Invasi Darat Tentara Israel
1. Memberikan Kesan Tidak Siap Berperang Melawan Tentara Israel
Hamas selalu memosisikan mereka sebagai kelompok yang tidak siap untuk berperang melawan Israel. Hal itu menunjukkan mereka tetap rendah hati. Tapi, itu hanyalah sebagai strategi.
“Hamas memberikan kesan kepada Israel bahwa mereka belum siap untuk berperang,” kata sumber yang dekat dengan Hamas, dilansir Reuters. Faktanya, justru berlawanan.
Namun, Hamas mampu melakukan serangan paling mengejutkan sejak Perang Yom Kippur 50 tahun lalu ketika Mesir dan Suriah mengejutkan Israel dan memaksa mereka untuk memperjuangkan kepentingannya.
2. Menggunakan Taktik Intelijen untuk Menyesatkan Israel
Sebagai kelompok perjuangan, Hamas memiliki jaringan intelijen yang sangat terkoordinir dan sangat rapi. Mereka juga menjalankan misi-misi serta operasi rahasia yang sangat rapi.
“Hamas menggunakan taktik intelijen yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyesatkan Israel selama beberapa bulan terakhir, dengan memberikan kesan publik bahwa mereka tidak bersedia melakukan perlawanan atau konfrontasi dengan Israel sambil mempersiapkan operasi besar-besaran ini,” kata sumber tersebut.
Anehnya, Israel sebagai negara besar justru tertipu dengan permainan intelijen Hamas. Berbagai jebakan Hamas justru mendapatkan umpan yang mematikan di kubu Israel.
3. Melakukan Latihan dengan Matang
Dalam salah satu elemen paling mencolok dari persiapan Hamas, Hamas membangun pemukiman tiruan Israel di Gaza di mana mereka melakukan pendaratan militer dan berlatih untuk menyerbunya. Sumber yang dekat dengan Hamas menambahkan bahwa mereka bahkan membuat video dari manuver tersebut.
“Israel pasti melihat mereka tapi mereka yakin bahwa Hamas tidak tertarik untuk melakukan konfrontasi,” kata sumber itu.
Hamas pun, dalam melakukan invasinya ke Gaza sudah menyiapkan diri menyambut tentara Israel. Ditambah lagi, Hamas faham bahwa tentara Israel sangat buta dengan peta di Gaza. Alhasil, Israel justru sering sekali terjebak dengan berbagai halang rintang yang dimainkan Hamas.
4. Mau Menahan Diri demi Kepentingan Lebih Besar
Sikap menahan diri yang ditunjukkan oleh Hamas menuai kritik publik dari beberapa pendukungnya, sekali lagi bertujuan untuk membangun kesan bahwa Hamas mempunyai kekhawatiran ekonomi dan bukan perang baru dalam pikirannya.
Menahan diri sebagai bentuk kesabaran dalam perjuangan dalam melawan tentara Zionis. Hamas sangat pandai dalam memainkan emosi tentara Israel sehingga mereka tidak memperhatikan logika dan strategi perang.
Hal itu tidak lain adalah upaya Hamas untuk memenangkan perang Gaza.
5. Memanfaatkan Kelemahan Israel
Israel sudah sejak lama membanggakan kemampuan mereka dalam menyusup dan memantau kelompok-kelompok Islam. Sebagai konsekuensinya, bagian penting dari rencana tersebut adalah menghindari kebocoran, kata sumber yang dekat dengan Hamas.
Pensiunan Jenderal Yaakov Amidror, mantan penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa sejak serangan 7 Oktober tersebut merupakan “kegagalan besar sistem intelijen dan aparat militer di selatan.” Namun, serangan tersebut justru berlanjut dengan invasi darat Israel ke Gaza.
Amidror, ketua Dewan Keamanan Nasional periode April 2011-November 2013 dan sekarang menjadi peneliti senior di Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, mengatakan beberapa sekutu Israel mengatakan bahwa Hamas telah memperoleh "tanggung jawab lebih besar".
“Kami dengan bodohnya mulai percaya bahwa itu benar,” katanya. “Jadi, kami melakukan kesalahan. Kami tidak akan melakukan kesalahan ini lagi dan kami akan menghancurkan Hamas, perlahan tapi pasti.”
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "5 Strategi Hamas Berperang Mengalahkan Tentara Israel dalam Invasi Darat ke Gaza"
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait