Kisah Inspiratif, Guru di Makassar Rela Naikkan Berat Badan demi Muridnya yang Gemuk agar Tak Minder
MAKASSAR, iNewsCiamisRaya.id – Inilah kisah inspiratif seorang ibu guru di Makassar yang rela menaikkan berat badan demi muridnya yang memiliki badan gemuk agar tak minder.
Lisiecha Grace Tafuama, itulah nama ibu guru yang punya caranya sendiri dalam memberikan ilmu, termasuk tentang pelajaran hidup.
Cika, sapaan akrabnya, merasa berkewajiban untuk menjadi penyemangat muridnya yang minder dan sedang berusaha keras ingin memiliki badan yang ideal. Tahu permasalahan muridnya yang tak percaya diri karena merasa dirinya gemuk, Cika juga akhirnya bertekad untuk gemuk dan ingin membuktikan pada muridnya bahwa meskipun gemuk dirinya tetap luar biasa.
Bercerita pada MNC Portal Indonesia, Cika menjelaskan bahwa pada awalnya dia selalu mendengar siswa-siswanya berkata seperti ini, "Ms bagus banget badannya, ideal, kurus, enggak kayak aku yang chubby, perutku gelambir, dan lain-lain."
Saat mendengar keluhan seperti itu, Cika pun berusaha untuk meresponnya dengan tenang dan tanpa hukuman sama sekali. "Kamu cantik, sayang. Sudah begitu saja bagus, masih ideal kok. Kalau sudah obesitas baru aku sebagai orang dewasa akan marah. Tapi, badan kamu sekarang juga bagus," jawabnya ke anak-anak.
Cika mengamati betul murid-muridnya di kelas. Tak hanya mengeluh, anak-anak itu sampai diet mati-matian agar mendapatkan badan yang mereka anggap ideal, bahkan ada yang sampai tidak makan sama sekali. Beberapa berefek sakit yang cukup serius hingga mereka memerlukan istirahat total. Sampai suatu hari, jawaban Cika di atas tak lagi mempan karena respons anak-anak cukup mengejutkan.
"Ya, Ms enak enggak ngerasain yang aku rasain. Badan Ms ideal jadi gampang banget ngomong gitu. Kalau Ms ngomong soal 'pede saja meski jerawatan', nah itu aku bisa ngerti karena Ms pun ngalamin yang aku alami, tapi kalau soal tubuh yang ideal, Ms enggak ngalamin, jadi gampang Ms ngomong kayak gitu," kata si anak pada Cika.
Mendengar pernyataan itu, Cika pun memutuskan untuk mau terlibat dalam masalah yang dihadapi murid-muridnya yang enggak percaya diri karena merasa badannya tidak ideal.
"It’s not because I’m trying to put myself in their shoes, but it’s more to put myself in their heart. Mau ngetes diri sendiri juga, apakah emang mungkin aku gampang ngomong karena badan aku ideal. Apa emang aku yang kurang empati? Aku emang susah gemuk, makan banyak tetap cungkring," ungkap guru sejarah dunia tersebut.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait