Karena kedekatan mereka dengan Korea Utara, tentara frontline juga menghadapi peraturan yang lebih ketat daripada rekan mereka yang jauh dari perbatasan. Hwang Kyung Yoon ingat bahwa patroli perbatasan sangat menantang.
“Dulu ketika saya bertugas pada 2013, saya tidak diizinkan menggunakan telepon. Saya merasa sangat terputus dari dunia luar,” ucap Cho Kyung Bin yang bertugas di Divisi Infanteri ke-1 di Paju, timur laut Seoul.
“Kami harus bangun dan siap setiap hari pada pukul 5 pagi. Beberapa hari, kami bekerja tambahan enam jam bahkan setelah kembali dari patroli yang panjang," imbuh Hwang Kyung Yoon.
Namun, bertugas di frontline juga memiliki keuntungan. Menurut Cho Kyung Bin, mereka yang bertugas di unit ini akan lebih diperhatikan oleh militer Korea, termasuk soal urusan senjata yang canggih dan makanan.
“Karena kami berada di garis depan, militer merawat kami. Kami terkadang disuguhi es krim dan semangka. Peralatan kami, seperti senapan dan seragam kami, juga lebih baik dari unit lain," jelas Cho Kyung Bin.
Cho Kyung Bin juga menyebut bahwa kehidupan di perbatasan lebih sederhana daripada kehidupan tentara lainnya. “Saya menghabiskan waktu luang saya hanya dengan membaca buku dan berolahraga, tidak ada televisi, tidak ada komputer. Itu sebenarnya cukup bagus," tutup Cho Kyung Bin.
Sementara itu, Jin BTS diperkirakan akan selesai wajib militer pada 13 Juni 2024.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul " Mengenal Frontline Perbatasan Korsel dan Korut yang Jadi Tempat Wajib Militer Jin BTS "
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait