Tradisi Nyangku di Panjalu Kabupaten Ciamis, Filosofi Sucikan Diri

Muhamad Iqbal
Tradisi Nyangku di Panjalu Kabupaten Ciamis, Filosofi Sucikan Diri. Foto: iNewsCiamisRaya.id/Muhamad Iqbal

CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Tradisi Nyangku merupakan tradisi turun temurun yang sudah dilaksanakan pada zaman kerajaan Prabu Borosngora, di Panjalu, Kabupaten Ciamis. Tradisi Nyanku digelar rutin pada setiap bulan Rabiul Awal atau Maulud, sekaligus memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW.

Upacara adat tradisi Nyangku kali ini digelar dengan meriah. Berbeda dari 2 tahun sebelumnya yang hanya digelar secara sederhana dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Momentum upacara adat tradisi Nyangku diikuti oleh masyarakat sekitar maupun luar Kabupaten Ciamis. Kegiatan yang dilaksanakan di Alun-alun Panjalu ini sebagai bentuk menghormati budaya leluhur.

Selain upacara adat Nyangku, berbagai acara lain digelar yang di antaranya, Festival Panjalu, Karnaval Budaya, serta Pentas Kesenian. Salah satu kegiatan dalam upacara adat tersebut adalah mencuci benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu.

Ketua pelaksana tradisi Nyangku, Raden Pandu Ghalib Prasasti Cakradinata menuturkan, kegiatan ini mempunyai makna sebagai momen sejarah, serta untuk membersihkan diri. “Pencucian benda pusaka ini hanyalah simbolis sebagai upaya menghargai budaya peninggalan leluhur, yang dicuci itu sebenarnya adalah hati kita sendiri," kata Raden Pandu, Senin (24/10/2022).

Menurutnya, pencucian benda pusaka tersebut dicuci dengan air Tirta Kahuripan dari 12 sumber mata air. Panitia hanya mencuci 4 benda pusaka dari 300 lebih benda pusaka, dan sisanya akan dicuci pada esok hari dengan tempat yang sama di Alun-alun Panjalu.

“Hari ini yang kita cuci hanya 4 pusaka, sisanya besok,” ucapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis, Erwan Darmawan menjelaskan, tradisi Nyangku merupakan salah satu tradisi yang sudah mendapat pengakuan warisan budaya dari tingkat nasional yang setiap tahun diselenggarakan oleh masyarakat Panjalu.

"Untuk masyarakat Ciamis tetap bangga dengan budaya yang kita miliki. Nyangku itu sudah menjadi warisan budaya tak benda tingkat nasional. Jadi kalau kita tidak merawat ditakutkan warisan budaya ini menjadi hilang,” jelasnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Ciamis, Dr. H. Heri Solehudin menuturkan, tradisi Nyangku merupakan tradisi yang dilakukan sebagai upaya melestarikan budaya peninggalan kerajaan Panjalu.

"Dengan hal ini kita ngamumule budaya karuhun sehingga mempunyai makna bagi banyak orang," kata Heri.

Menurutnya, tradisi Nyangku merupakan salah satu aset budaya yang harus dijaga dan dikembangkan supaya dapat meningkatkan aspek sosial, budaya, ekonomi dan aspek lainnya.

"Pesan sinergi dengan Papagon Panjalu yaitu mangan karna halal, jadi kita makan itu yang halal dan bersih, yang halalan toyyiban, kemudian suci dalam berpakaian, bekerja, beraktivitas dengan kebenaran, serta ucapan dan tingkah laku kita. Sehingga betul-betul bermanfaat untuk masyarakat dan negara," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network