Rest Area Karangkamulyan Ciamis, Persinggahan Modern di Tengah Jejak Sejarah Kerajaan Galuh

CIAMIS, CiamisRaya.iNews.id – Rest Area Karangkamulyan resmi dibuka pada Kamis (15/5/2025) oleh Bupati Ciamis Herdiat Sunarya. Fasilitas ini hadir bukan sekadar tempat istirahat, melainkan sebagai titik temu antara kenyamanan masa kini dan kekayaan sejarah masa lampau, tepat di jantung kawasan peninggalan Kerajaan Galuh abad ke-7.
Terletak di lahan seluas 2 hektare yang berbatasan langsung dengan Situs Cagar Budaya Karangkamulyan, rest area ini berdiri di sisi parit purba yang dulunya merupakan bagian dari sistem pertahanan Keraton Kuta Galuh. Dibangun dengan anggaran mencapai Rp11 miliar, kawasan ini menjadi salah satu rest area termegah dan paling lengkap di wilayah Priangan Timur.
Pengendara yang melintasi Jalan Nasional III jalur selatan Ciamis-Banjar Km 17 kini dapat menikmati fasilitas lengkap di rest area ini. Mulai dari gerbang megah yang menyambut para pelintas, area parkir luas untuk kendaraan roda dua, mobil, hingga bus, hingga deretan gazebo sebagai tempat istirahat pengemudi.
Tersedia pula 21 kios kuliner dan oleh-oleh, termasuk 15 kios relokasi pedagang lama, serta kios milik Dekranasda Ciamis yang menampilkan kerajinan lokal seperti batik, produk ekraf, KUKM, dan dua kios dari desa. Toilet terpisah untuk pria, wanita, disabilitas, ruang istirahat joglo, masjid megah Baitul Azis dengan arsitektur unik berkubah payung kencana, hingga ruang laktasi dan ruang medis juga tersedia di sini.
Mini amphitheater, ruang driver, kontrol room, lesehan relaksasi, hingga sistem pengawasan CCTV turut mendukung keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia, rest area ini tidak hanya melayani kebutuhan pengendara, tetapi juga menjadi bagian integral dari situs bersejarah Karangkamulyan seluas 25,5 hektare kawasan hutan cagar budaya di delta Sungai Cimuntur dan Citanduy.
Di lokasi ini, pengunjung dapat menemukan peninggalan Kerajaan Galuh seperti Batu Pangcalikan (singgasana raja), Sang Hyang Bedil, Sipatahunan, Batu Panyabungan Ayam yang berkaitan dengan legenda Ciung Wanara, serta situs peribadatan, makam Sri Bhagawat Pohaci, dan Adipati Panaekan.
Salah satu peninggalan yang masih tampak nyata adalah parit purba bagian dari sistem benteng pertahanan Kerajaan Galuh yang masih dipertahankan dan dilestarikan. Parit ini memiliki tinggi sekitar dua meter dan lebar tiga hingga empat meter, dan menjadi salah satu bukti nyata keberadaan sistem pertahanan kuno yang dikembangkan lebih lanjut oleh kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit dan Mataram.
Keberadaan Rest Area Karangkamulyan kini menjadi titik strategis bagi para pelancong dari arah Jawa Tengah, Yogyakarta, atau Jawa Timur menuju Bandung dan Jakarta, maupun sebaliknya. Terutama bagi wisatawan yang hendak menuju atau kembali dari Pantai Pangandaran, tempat ini menjadi lokasi ideal untuk beristirahat, menikmati sajian lokal, serta membeli oleh-oleh khas seperti galendo.
“Rest area ini lebih dari sekadar tempat mampir. Ini adalah pintu gerbang sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa kini,” ungkap Bupati Herdiat dalam sambutannya.
Editor : Asep Juhariyono