BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Kehadiran wahana Situ Leutik merupakan mimpi besar bagi masyarakat khususnya petani di Desa Cibeureum, Kota Banjar, Jawa Barat.
Pasalnya, situ buatan pemerintah ini tidak hanya bertujuan untuk tempat wisata saja, melainkan juga sebagai embung sawah tadah hujan sekitar Wahana Situ Leutik, Kota Banjar.
Akan tetapi, dengan kondisi yang semakin tidak terurus, tujuan hadirnya Situ Leutik ini hanya dianggap mimpi yang tak sampai bagi masyarakat khususnya petani disana.
Salah seorang petani, Abdurrohman (38) mengatakan keberadaan Situ Leutik sampai sekarang belum bisa dirasakan manfaatnya oleh para petani.
Hal itu lantaran air di embung tersebut belum bisa mengairi persawahan tadah hujan yang ada di Desa Cibeureum, Kota Banjar.
Selama ini dikatakannya warga sangat menanti pemanfaatan air dari Situ Leutik karena akan membantu meningkatkan produksi padi sawah tadah hujan terutama saat musim kemarau.
Menurut Abdurrohman, jika air Situ Leutik bisa dialirkan ke sawah, maka produksi padi akan meningkat. Petani yang biasanya panen satu kali bisa menjadi dua kali panen dalam setahunnya.
“Harapan kami tentu ingin pemerintah kota bisa membantu supaya air Situ Leutik itu bisa mengaliri area persawahan, karena memang tujuan awalnya untuk itu” katanya, Rabu (5/6/2024).
Abdurrohman mengatakan bahwa di daerah Situ Leutik memang sudah ada saluran irigasi. Namun banyak yang rusak dan harus diperbaiki.
"Saluran irigasinya sebetulnya sudah ada cuma banyak yang harus diperbaiki karena ada yang rusak,” kata dia.
Situ Leutik Belum Bermanfaat Bagi Petani
Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan, membenarkan air Situ Leutik Kota Banjar awalnya untuk embung sawah tadah hujan.
Ia juga membenarkan bahwa keberadaan Situ Leutik ini belum membawa manfaat bagi petani sawah tadah hujan disana.
Belum adanya pemanfaatan air Situ untuk mengairi areal persawahan tadah hujan di Desa Cibeureum, justru yang ada hanya beban moral tersendiri karena hal itu sudah diimpikan oleh masyarakat disini.
“Sampai saat ini air Situ belum mengalir ke area persawahan warga," ujarnya.
"Warga disini masih menantikan itu, karena awal pembangunannya dulu itu untuk mengairi persawahan tadah hujan,” kata Yayan menambahkan.
Meski Yayan mengaku bahwa air dari Situ Leutik ini tidak akan bisa mengairi semua sawah yang ada di Desa Cibeureum tapi sedikit tidaknya dapat membantu sawah tadah hujan para petani.
"Terlebih saat masa tanam musim kemarau," katanya.
Situ Leutik ini merupakan situ buatan yang awal perencanaannya untuk mengairi areal persawahan tadah hujan di wilayah Desa Cibeureum dan sekitarnya.
Namun, setelah itu pada perjalanannya kemudian dibuat menjadi kawasan wisata. Adapun luas sawah tadah hujan milik para petani di wilayah Desa Cibeureum sekitar 60 hektar.
Sehingga, warga sampai sekarang ini masih berharap agar ke depan air di Situ Leutik membawa manfaat bagi para petani di wilayah tersebut.
“Hingga sekarang hal itu hanya sebatas menjadi keinginan warga saja (belum terwujud) dan itu sudah disampaikan kepada para anggota DPRD yang pernah melakukan kunjungan kesini," pungkasnya.
Sementara dari pantauan, selain belum mewujudkan mimpi petani disana, keadaan wahana Situ Leutik, Kota Banjar ini terlihat terbengkalai dan tidak terurus. Beberapa fasilitas yang ada disana pun sebagian rusak.
Editor : Asep Juhariyono