get app
inews
Aa Read Next : Timnas Indonesia vs Timnas Korsel Piala Asia U-23 2024, Bacawalkot Banjar Atet Handiyana Gelar Nobar

Fenomena Langka, Ribuan Burung Bertengger di Kabel Listrik Pusat Kota Banjar

Minggu, 24 Desember 2023 | 10:07 WIB
header img
Fenomena langka, ribuan burung bertengger di kabel listrik pusat Kota Banjar. Foto: iNewsCiamisRaya.id/Budiana Martin

BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Fenomena langka akan kita lihat jika melintas di pusat Kota Banjar, Jawa Barat pada sore hari. Dimana ada ribuan burung yang datang dan terbang memutar menghiasi langit Kota Banjar. Ya, ribuan burung jenis kapinis tersebut akan hinggap berdesakan di bentangan kabel-kabel listrik.

Mereka bertengger sepanjang malam di kabel-kabel listrik yang membentangi perempatan Alun-alun Kota Banjar dan sekitaran kabel yang terbentang di pusat kota kemudian akan hilang saat menjelang pagi.


 

Namun dibalik itu, tak semua masyarakat mengetahui tentang cerita awal mulanya ribuan burung kapinis tersebut selalu datang dan bertengger sampai pagi hari di kabel-kabel listrik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga asli Kota Banjar, kehadiran burung-burung tersebut biasanya tidak sepanjang waktu.

Menurut Andi (44) warga Kota Banjar, burung layang atau yang lebih dikenal dengan nama kapinis itu biasanya hanya akan hadir pada akhir tahun saja.

"Burung-burung ini biasanya datang di akhir tahun saja, sekitaran bulan Oktober sampai Desember biasanya," katanya kepada iNewsCiamisRaya.id, Sabtu (23/12/2023).

Diceritakan Andi yang merupakan warga asli kelahiran Kota Banjar mengatakan bahwa kehadiran ribuan burung ini memang rutin datang setiap tahunnya.

"Dari saya kecil memang setiap tahun burung-burung ini suka ada," kata dia.

Bahkan, Andi pernah punya pengalaman bahwa sejak kecil dirinya sempat punya rencana untuk memburu burung kapinis ini menggunakan ketapel.

"Rencananya waktu itu gagal karena saat akan memburunya justru saya malah di marahi oleh orang tua, dibilangnya pamali (dosa). Orang tua saya bilangnya burung itu semah jauh (tamu jauh) dan rutin kesini," ucapnya.

Pepatah mengenai larangan memburu burung tersebut hingga kini masih di percayai oleh masyarakat yang tau tentang cerita burung-burung ini.

"Kalau kata orang tua saya mah itu kan tamu, kehadirannya tidak boleh terganggu," kata Andi.

Masyarakat Kota Banjar menganggap burung kapinis ini merupakan kearifan lokal yang perlu dijaga bersama-sama.

"Meskipun burung kapinis itu katanya dagingnya empuk terus bisa buat obat, tapi warga Banjar itu masih manut pada pepatah orang tuanya," ujarnya.

Keberadaan Ribuan Burung Ini Harus Diwaspadai

Berbeda dengan cerita Andi, seorang warga lainnya, Astrid (29) mengatakan bahwa keberadaan burung-burung yang bertengger di kabel-kabel yang ada di pusat Kota Banjar ini harus diwaspadai.

Menurutnya, jika masyarakat kurang waspada jika melintas ke pusat kota saat ada burung tersebut maka nasib sial pun akan mengancamnya.

Kenapa, Astrid meyakini bahwa burung tersebut bisa membawa sial lantaran dirinya pernah mengalami kesialan atas keberadaan burung-burung itu.

"Saya pernah lewat perempatan alun-alun Banjar, udah mandi, udah cantik, udah wangi eh pas lewat di bawah burung-burung itu tidak terasa sesampainya saya di tempat nongkrong baju dan motor dijatuhi kotoran burung-burung itu, lebih apesnya nimpa di kepala pas helm," jelasnya.

Astrid mengatakan kejadian apes itu pun tidak hanya dialaminya saja, banyak orang-orang pun yang sama mengalaminya.

"Banyak lah tidak hanya saya saja, kotorannya itu ampun lho, suka banyak berserakan di jalanan hingga bangunan-bangunan gedung juga," katanya.

Mereka Merupakan Burung Pengungsi

Penilaian lainnya pun disampaikan seorang pedagang bernama Yodi. Menurutnya kehadiran ribuan burung disana menambah suasana langit Kota Banjar semakin hidup.

"Kalau kata saya sih bagus, setidaknya langit jadi indah dan jadi perbincangan orang-orang yang sedang jajan," katanya.

Dudung menceritakan bahwa keberadaan ribuan burung yang bertengger di kabel-kabel ini beberapa tahun lalu sempat diteliti oleh sekelompok orang.

"Waktu itu ada (peneliti), kata mereka seingat saya burung ini merupakan burung yang sedang mengungsi atau migrasi karena ada pergantian musim di tempat asalnya, tapi ga tau sih yang benarnya gimana," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut