BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Keramaian Terminal tipe A Kota Banjar, Jawa Barat kini sudah tidak terlihat lagi. Jika kalian pernah datang ke sini beberapa tahun lalu, suasana hangat sangat terasa ditempat ini.
Dimana, orang-orang tumpah ruah berada disini, baik pedagang, penumpang, calo, pengamen, bahkan tak sedikit masyarakat yang hanya sekedar nongkrong di Terminal tipe A Kota Banjar.
Namun, suasana itu berubah drastis setelah terminal ini direvitalisasi oleh Pemerintah. Dibalik keindahan bangunan terminal yang terbilang elite, justru malah terkesan menghilangkan aktivitas keramaian yang sebelumnya biasa terjadi disini.
Sektor Transportasi Kota Banjar Lesu
Berdasarkan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik Kota Banjar, kondisi sektor transportasi yang meliputi angkutan umum di Banjar melemah atau mengalami penurunan.
Dengan kondisi sektor transportasi yang tidak signifikan tentu beresiko dan tidak menopang kondisi ekonomi di Kota Banjar.
"Sektor Transportasi ini pun belum berkontribusi besar pada sektor lainnya, maka belum bisa menopang tumbuhnya ekonomi di Banjar," kata dia.
Genjot Sektor Transportasi dengan Menjadikan Terminal Banjar Jadi MPP
Dihimpun dari beberapa sumber, pada 31 Oktober 2023, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kota Banjar telah sepakat menjadikan terminal ini mal pelayanan publik (MPP).
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) dan mantan Wali Kota Banjar, Ade Uu Sukaesih.
Waktu itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Amirulloh mengungkap bahwa terminal tersebut akan menjadi pusat keramaian publik.
Sehingga dengan adanya pelayanan publik di terminal akan membantu masyarakat. Selain itu, kesepakatan dibuat dengan tujuan pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN).
Dengan pelaksanaan pemanfaatan BMN melalui pinjam pakai tentu akan mengoptimalkan pemanfaatannya, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan atau penggunaan barang dan pemanfaatan BMN tidak disalahgunakan.
"Jadi supaya optimal pemanfaatan BMN ini Kemenhub melalui Ditjen Hubdat melakukan pinjam pakai aset berupa terminal tipe A Banjar yang digunakan sebagai mal pelayanan publik," kata Amirullah.
Ia mengharapkan agar terminal tipe A Banjar ini bisa menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya di daerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah ini.
"Perjanjiannya berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak," ucapnya.
Terminal Elite Penumpang Sulit
Meski demikian, hingga saat ini tidak ada perubahan yang signifikan dari kesepakatan yang dilakukan Pemerintah menjadikan terminal tipe A Banjar jadi MPP
Bahkan dengan kondisi sekarang, banyak masyarakat Kota Banjar, Jawa Barat melontarkan celotehan dengan bahasa sindiran.
"Terminal Kota Banjar sekarang memang elite tapi penumpangnya sulit," kata seorang warga Banjar bernama Epul saat ditemui iNewsCiamisRaya.id, tidak jauh dari kawasan Terminal Tipe A Kota Banjar, Sabtu (9/12/2023).
Epul menyebutkan masyarakat Kota Banjar yang dulu biasa beraktivitas di tempat persinggahan angkutan umum seperti bus itu kini tidak tau kemana.
"Dulu sebelum terminalnya bagus kan disini ramai, banyak penumpang, penjual asongan, pedagang makanan, tukang ojek, calo, dan yang lain. Tapi sekarang tidak ada, warung-warungnya pun hilang, ruko-ruko pun pada tutup," kata dia.
Mungkin, kondisi ini terjadi karena berkurangnya masyarakat yang minat naik angkutan umum, kemudian para pedagang yang tidak lagi memiliki tempat usahanya atau ada hal lain.
"Tapi kondisi terminal sekarang sebetulnya lebih tertata, bahkan saya dengar akan ada mall di bangunan terminal sekarang, hanya sampai saat ini belum kelihatan ada orang usaha di bangunan baru, mungkin sewa kiosnya mahal atau apa lah saya kurang mengetahui, yang pasti kondisi terminal sekarang memang sepi," kata Epul.
Meski begitu, Epul berharap Pemerintah Kota Banjar bisa lebih mengoptimalkan pengelolaan terminal tipe A agar suasananya kembali ramai seperti dulu.
"Sekarang sih memang orang-orang sudah banyak yang menggunakan kendaran pribadi untuk berpergian, tapi ya mudah-mudahan angkutan umum juga bisa ramai kembali, meski saya tidak kepikiran dengan cara apa mengembalikannya," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono