CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id - Selama tahun 2023 sampai pertengan November ini telah terjadi 186 peristiwa kebakaran yang melanda Ciamis.
Terbaru, Senin (20/11) siang kobaran api melalap kawasan hutan Geger Bentang di Dusun Ciparakan Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican Ciamis.
Dari 186 kali bencana kebakaran tersebut paling banyak melanda rumah (69 kali) dan lahan hutan atau kebun (63 kali).
Menurut Kabid Damkar dan Penyelamatan Satpol PP Ciamis, Iyus Yusmanah SE dari 186 kebakaran yang terjadi selama tahun 2023 sampai Minggu (19/11) tersebut paling sering terjadi pada bulan September dan Oktober saat puncaknya musim kemarau yang ditandai dengan cuaca panas terik.
“Pada bulan September 46 kejadian dan bulan Oktober 45 kejadian,” ujar Iyus Yusmanah kepada iNewsCiamisRaya.id Senin (20/11).
Kejadian terakhir Minggu (19/11) malam kebakaran tempat pembuangan sampah (TPS) di Sindangkasih, penyelamatan korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya depan Mako Damkar Imbanagara. Serta kebakaran hutan di Ciparakan Sukahurip Pamarican, Senin (20/11) siang.
Dari 46 kejadian kebakaran pada bulan September dan 45 kejadian pada bulan Oktober tersebut didominasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kebakaran rumah.
Secara rinci menurut Iyus, dari 186 kali kejadian kebakaran tersebut, selain rumah yang menjadi korban (69 kali), maupun hutan dan lahan (63 kali), objek lain yang terbakar adalah bangunan pabrik (8), kendaraan roda 4 (3), rentangan kabel (4), kantor desa (1), sekretariat PKBM (1), regulator gas LPG (1) toko/kios/warung (5), lampu PJU/mercury (3), kandang ayam (7), gudang (4), pakaian (1), kompor (1), tempat pembuangan sampah (4), penggergajian kayu/limbah (3), pabrik pengolahan sabut kelapa, pabrik tahu (6), dan tempat pengepul rongsok (1).
Asal usul api atau penyebab terjadinya ratusan kebakaran yang melanda Ciamis selama tahun 2023 tersebut cukup beragam. Paling banyak lantaran hubungan arus pendek listrik (korsleting) (52 kali), dan pembakaran sampah/sekam atau lahan (54 kali).
Kemudian akibat tungku api yang lupa dimatikan (21 kejadian), puntung rokok (26 kejadian), kebocoran selang regulator (5), penggarangan kopra (tungku) (1), lilin/korek gas (3), percikan api (2), gesekan kabel (1), lentera minyak tanah/cempor (1), sambaran petir (1), ledakan HP (2), kelalaian manusia (2), oven penghangat kandang ayam/semawar (4) serta lainnya seperti obat nyamuk bakar kompor, bara (12 kali) .
Dari 27 kecamatan di Ciamis, bencana kebakaran paling banyak terjadi di Kecamatan Ciamis (30 kali), Banjarsari (19), Pamarican (17), Kawali (16), Banjaranyar (14), dan Rancah (13). Di kecamatan lainnya kejadian kebakarannya di bawah angka 10. Kecuali Kecamatan Sukamantri dan Kecamatan Cihaurbeuti tidak ada kejadian kebakaran selama tahun 2023 sampai pertengahan November ini.
Dengan wilayah jangkauan yang cukup luas (27 kecamatan), Mako Damkar Satpol PP Ciamis diperkuat armada damkar yang terdiri dari 9 mobil pancar dan 3 mobil tangki air. Dari 9 mobil pancar sebanyak 3 mobil dalam kondisi sudah tua.
Dari ratusan kejadian kebakaran tersebut telah menyisakan kerugian materi. “Tidak ada korban jiwa,” ungkapnya.
Guna mendekati kawasan layanan, armada Damkar Satpol PP Ciamis disebar ke 4 titik layanan yakni Pos WMK Kawali, Pos WMK Rancah, Pos WMK Banjarsari serta Mako Damkar Imbanagara.
Kekuatan SDM UPTD Damkar Ciamis sebanyak 42 orang yang terdiri dari 8 orang PNS, 7 orang P3K dan 27 orang non ASN.
Meski sekarang sudah memasuki musim hujan, Iyus mengimbau warga untuk tetap waspada dengan ancaman bahaya kebakaran.
Juga diingatkan asal usul terjadi kebakaran sebagian akibat kelalaian, seperti sembarangan membuang puntung rokok (26 kejadian selama tahun 2023), akibat lalai saat pembakaran sampah yang kemudian merembet ke kebun, hutan, rumah, warung, kandang ayam dan lainnya (54 kejadian), juga akibat obat nyamuk bakar, lampu cempor, lilin, HP, tungku api di dapur yang lupa dimatikan maupun kompor. Instalasi listrik di rumah maupun bangtunan lainnya perlu dicek secara berkala untuk mengantisipasi terjadinya korsleting listrik.
Editor : Asep Juhariyono