Miris! Dinding Tembok di Taman Kota Banjar Rusak hingga Nyaris Ambruk

BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Dinding Tembok benteng di kawasan Taman Lapang Bhakti Kota Banjar, Jawa Barat rusak hingga nyaris ambruk.

Menurut salah seorang warga, Edi (50), kondisi rusaknya dinding tembok ini sudah terjadi dua tahun lalu.

Kondisinya pun miring, bahkan di topang menggunakan bambu oleh warga karena takut ambruk.

"Ya begini kondisinya rusak, miring dan hampir ambruk," katanya kepada iNewsCiamisRaya.id, Minggu, (19/11/2023).

Ia mengatakan kondisi rusaknya dinding setinggi 3 meter ini sudah beberapa kali dilaporkan ke pihak terkait.

"Kondisi ini telah dilaporkan ke Kelurahan dan dinas terkait. Mereka pun sudah beberapa kali melakukan survei, tapi ya begini belum ada tindak lanjut," kata dia.

Edi mengaku dirinya khawatir dengan kondisi rusaknya dinding tembok di Taman Lapang Bhakti Kota Banjar ini. Apalagi, kondisi dinding ini berdekatan dengan rumah warga.

Dirinya berharap agar persoalan ini bisa segera dicarikan solusi, terlebih saat ini sudah mau memasuki musim hujan.

"Kalau ada hujan terus ini saya yakin pasti ambruk," tuturnya.

DLH Kota Banjar Akan Segera Mendiskusikan Soal Dinding Rusak

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar, Wawan Setiawan mengatakan kondisi dinding tersebut akan segera didiskusikan dengan jajarannya.

"Besok saya akan mendiskusikannya dengan bidang yang membawahinya ya," kata dia.

Nanti, DLH akan segera mencarikan solusi untuk mengatasi kekhawatiran warga dampak rusaknya dinding tembok di Taman Lapang Bhakti Kota Banjar.

"Tentu kita akan dicarikan solusi, untuk teknis kan bidang yang mengetahui, kita nanti diskusi untuk mencari solusi itu," kata Wawan.

Meski demikian, Wawan mengaku belum bisa menyebutkan terkait kapan DLH akan memperbaiki kondisi dinding yang rusak bahkan hampir ambruk itu.

"Untuk kapan akan di perbaikinya, intinya kita mau diskusi dulu, nanti hasil diskusi itu lah yang akan dilakukan, apakah bisa langsung diperbaiki atau melakukan alternatif lain dulu sampai diperbaiki," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono