RAA Kusumadiningrat, Tokoh Visioner di Balik Sekolah Formal Pertama di Ciamis

Andri M Dani
RAA Kusumadiningrat, Tokoh Visioner di Balik Sekolah Formal Pertama di Ciamis. Foto: CiamisRaya.iNews.id/Andri M Dani

CIAMIS, CiamisRaya.iNews.id – Nama Raden Adipati Aria Kusumadiningrat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kangjeng Prebu, tak bisa dilepaskan dari sejarah kemajuan Tatar Galuh Ciamis. 

Menjabat sebagai Bupati Galuh ke-16 dari tahun 1839 hingga 1886, ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang visioner dan penuh dedikasi, terutama dalam bidang pendidikan.

Selama masa pemerintahannya, Kangjeng Prebu menanamkan fondasi pembangunan di berbagai sektor yang hingga kini masih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Di bidang pertanian, ia membangun infrastruktur pengairan seperti Dam Nagawiru. Di sektor transportasi, ia menggagas pembangunan Jembatan Cirahong yang menjadi penghubung penting antardaerah.

Dalam tata kota, ia menata pusat pemerintahan Galuh dengan membangun alun-alun dan bangunan-bangunan strategis di sekitarnya, seperti loji (kini Gedung Negara/Pendopo), kantor kawat (telepon), masjid agung, hingga penjara dan tangsi militer. Namun, satu warisan besarnya yang sering terlupakan adalah perhatiannya pada pendidikan rakyat.

Menurut Ilham Purwa, dosen Program Studi Kegaluhan di Universitas Galuh dan pengurus Dewan Kebudayaan Ciamis, Kangjeng Prebu merupakan pionir dalam mendirikan sekolah formal di Ciamis.

“Tahun 1862, beliau mendirikan Sekolah Sunda untuk Putri atau Haar Schooltje te Tjiamis, yang menjadi sekolah formal pertama di Ciamis, bahkan mungkin di wilayah Tatar Galuh,” jelas Ilham pada Jumat (2/5/2025).

Sekolah ini berdiri tak jauh dari Kantor Kawat, bersebelahan dengan loji pendopo. Inisiatif ini lahir dari kegelisahan Kangjeng Prebu terhadap rendahnya akses pendidikan bagi kaum perempuan. Ia bahkan mendatangkan guru dari Belanda untuk mengajar putra-putri bangsawan lokal.

Tak berhenti di sana, pada 1872 ia membangun sekolah putri serupa di Kawali. Ia juga mendirikan Holland Inlandsche School (HIS) di kawasan Warung Asem, yang kini dikenal sebagai SMPN 5 Ciamis, serta membentuk sekolah khusus Tionghoa bernama Sekolah Oriental (Cung Hua Cung Huai) di Jalan Pemuda, kini menjadi Gedung Puspita.

Ilham mengungkapkan bahwa salah satu istri Kangjeng Prebu, Juwita Ningrat (The Vit Nio), berasal dari keturunan Tionghoa. Ini menunjukkan betapa terbukanya sang bupati terhadap keberagaman budaya dan pentingnya pemerataan pendidikan lintas etnis.

“Kangjeng Prebu juga menggagas pendirian volkschool atau sekolah rakyat di setiap desa. Ia adalah pelopor pendidikan modern di Galuh,” terang Ilham.

Kini, seluruh keluarga Kangjeng Prebu dimakamkan di kompleks Situs Jambansari, tempat yang telah menjadi cagar budaya dan situs sejarah penting di Ciamis.

Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional 2025, Ilham menyerukan pentingnya mengembalikan identitas sekolah-sekolah di Ciamis dengan nama-nama historis yang mencerminkan kebanggaan lokal. 

Ia menilai, penggunaan nama berbasis nomor sekolah cenderung menghapus jejak sejarah dan nilai budaya daerah.

“Daripada hanya SDN 1 atau SDN 3, akan lebih bermakna jika dikembalikan ke nama aslinya seperti SDN Janggala, SDN Gayam, SDN Olvado, atau SDN Gajah Barong. Itu bukan sekadar nama, tapi identitas,” tegasnya.

Langkah ini, lanjut Ilham, sejalan dengan arah pembangunan Jawa Barat yang mengedepankan basis budaya sebagai kekuatan utama dalam membentuk SDM unggul dan berkarakter.

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network