CIAMIS, CiamisRaya.iNews.id - Puncak kemeriahan Dies Natalis ke 27 Unigal, Sabtu (26/4/2025) tak hanya diisi dengan jalan sehat, lomba tumpeng dan penyerahan hadiah berbagai lomba.
Juga diisi dengan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana. Tepat jam 10.00 WIB Sabtu siang tersebut, para civitas akademika yang sedang berkumpul di auditorium rektorat Unigal serentak berdiri, menabuh bunyian-bunyian dengan menggoyang angklung yang sudah dipegang di tangan masing-masing.
Baik itu rektor, wakil rektor, dekan, dosen, pengurus Yayasan Galuh dan karyawan Unigal.
Menabuh bunyi-bunyian dan merenug sejenak bahwa Ciamis tersebut berada di daerah rawan bencana. Sebagai kampus dengan tagline "culture & conservation" Unigal tidak hanya punya perhatian khusus terhadap Gunung Sawal sebagai kawasan konservasi hutan suaka margasatwanya.
Unigal juga mempunyai mata kuliah kegaluhan, tentang budaya, sejarah Galuh dan kearifan lokalnya.
"Juga ada mata kuliah tentang konservasi dan manajemen kebencanaan. Lewat mata kuliah ini memberikan penyadaran secara masif, terus menerus berkelanjutan tentang lingkungan konservasi kepada mahasiswa," ujar Rektor Unigal, Prof Dr Dadi MSi kepada CiamisRaya.iNews.id, Sabtu (26/4/2025).
Pihak Unigal katanya tidak hanya memberikan penyadaran terus menerus kepada mahasiswa tentang konservasi lingkungan hidup.
Tetapi juga punya perhatian terhadap kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Dalam waktu dekat, menurut Prof Dadi, Unigal akan membentuk satuan-satuan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana.
Satuan tersebut akan bergerak cepat melakukan evakuasi, penyelamatan maupun kedaruratan, mitigasi bila terjadi bencana. Dengan personil yang berkompeten rescue terlatih baik dari kalangan mahasiswa, dosen maupun kalangan civitas akademika lainnya di lingkungan kampus Unigal.
Pembentukan satuan kesiapsiagaan bencana tersebut sebagai bentuk kepedulian kampus bahwa Ciamis berada di daerah dengan tingkat kerawanan bencananya tinggi.
Bentuk kesiapsiagaan tersebut juga harus diawali dari upaya pencegahan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga konservasi alam. Mengingatkan tentang hal-hal yang mungkin bisa memicu terjadinya bencana alam. Seperti membuang sampah sembarangan.
Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konservasi, dalam rangka Dies Natalis ke 27, Unigal bersama warga Desa Gegempalan Cikoneng telah menanam 500 benih/bibit picung dan kawung di daerah aliran sungai (DAS) Citanduy di Desa Gegempalan tersebut.
Picung dan aren (kawung) merupakan jenis tanaman yang bernilai konservasi tinggi.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
