Kasus DBD di Ciamis Meningkat Drastis Sepanjang 2024, 1.355 Warga Dirawat dan 11 Orang Meninggal

Andri M Dani
Kasus DBD di Ciamis Meningkat Drastis Sepanjang 2024, 1.355 Warga Dirawat dan 11 Orang Meninggal. Foto: Ilustrasi/Istimewa

CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Sepanjang tahun 2024 hingga Selasa (17/12/2024), kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Ciamis mengalami lonjakan signifikan. 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Ciamis mencatat sebanyak 1.355 warga terjangkit DBD, dengan 11 orang di antaranya meninggal dunia.

“Total kasus DBD sepanjang 2024 hingga hari ini mencapai 1.355 kasus. Sayangnya, 11 orang meninggal dunia akibat penyakit ini,” ungkap Kabid Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, Edis Herdis, Selasa (17/12/2024).  

Sebaran kasus DBD cukup merata di berbagai wilayah Kabupaten Ciamis. Dari 11 korban meninggal dunia, Puskesmas Baregbeg dan Imbanagara mencatat angka tertinggi dengan masing-masing 3 kasus kematian. Sementara itu, Ciamis, Rancah, dan Sadananya masing-masing mencatat 1 kasus kematian. 

Berikut rincian sebaran kasus dan kematian DBD di wilayah kerja Puskesmas:  

- Puskesmas Ciamis: 178 kasus (1 meninggal)  

- Puskesmas Baregbeg: 92 kasus (3 meninggal)  

- Puskesmas Cijeungjing: 82 kasus  

- Puskesmas Rancah: 78 kasus (1 meninggal)  

- Puskesmas Imbanagara: 73 kasus (3 meninggal)  

- Puskesmas Cikoneng: 65 kasus  

- Puskesmas Kawali: 53 kasus  

- Puskesmas Cipaku: 52 kasus  

- Puskesmas Sadananya: 52 kasus (1 meninggal). 

Dari 11 korban meninggal dunia, mayoritas adalah pasien dengan usia di atas 44 tahun. 

Berikut rincian kelompok usia penderita DBD selama 2024:  

- Bayi di bawah 1 tahun: 26 kasus  

- Balita usia 1–4 tahun: 38 kasus  

- Anak-anak usia 5–14 tahun: 254 kasus (2 meninggal)  

- Remaja dan dewasa usia 15–44 tahun: 683 kasus (3 meninggal)  

- Dewasa dan lansia di atas 44 tahun: 354 kasus (6 meninggal).

Kasus DBD tahun 2024 mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Menurut Edis, pada tahun 2023, total kasus DBD hanya mencapai 232 kasus. Artinya, terjadi lonjakan hingga 6 kali lipat (600 persen) pada tahun ini. 

Peningkatan tajam ini diduga dipicu oleh cuaca ekstrem yang ditandai dengan fluktuasi antara panas terik dan hujan deras. 

“Genangan air yang tersisa setelah hujan menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypt berkembang biak. Nyamuk ini merupakan vektor utama penyebar DBD,” jelas Edis. 

Dinkes Ciamis mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan aktif melakukan **langkah pencegahan. 

Program 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat yang dapat menampung air) harus dilakukan secara rutin untuk memutus siklus hidup nyamuk. 

Selain itu, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan bintik merah di kulit.

“Kami harap masyarakat dapat bekerja sama untuk mencegah DBD. Langkah pencegahan sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan sangat penting untuk menekan angka kasus,” tutup Edis.

Dengan lonjakan kasus yang signifikan, upaya pencegahan dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak di masa mendatang.  

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network