GUNUNGKIDUL, iNewsCiamisRaya.id — Kelompok Wanita Tani (KWT) Kalurahan Sumberwungu yang dipimpin oleh Supatminah, baru saja menyelesaikan pelatihan beternak kambing sebagai langkah inovatif untuk mencegah stunting di daerah pedesaan.
Pelatihan ini, yang diadakan di Balai Kalurahan Sumberwungu, Tepus, Gunungkidul, pada Sabtu (5/10/2024) diikuti oleh 28 anggota KWT.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama strategis antara Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya), Pusat Studi Ketahanan Keluarga dan Komunitas (PSK3), serta Yayasan Ainul Yakin, dengan dukungan program Kosabangsa 2024 dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbudristek.
Stunting dan Pentingnya Pangan Hewani
Stunting, yang masih menjadi masalah gizi serius di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan seperti Gunungkidul, menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak-anak. Untuk menanggulangi masalah ini, peningkatan konsumsi protein hewani dari susu kambing menjadi solusi yang efektif.
Susu kambing etawa, yang kaya akan protein dan kalsium serta mudah dicerna, diyakini dapat membantu memperbaiki status gizi anak-anak yang berisiko terkena stunting.
Pelatihan sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Lokal
Selain berfokus pada aspek gizi, pelatihan beternak kambing ini bertujuan memberdayakan kelompok wanita tani untuk mengelola peternakan dengan lebih efektif dan berkelanjutan.
Diharapkan, usaha peternakan kambing ini juga bisa membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat, meningkatkan taraf hidup, dan memperkuat ketahanan pangan.
Materi Pelatihan Beternak Kambing
Tim ahli dari Unjaya, yang terdiri dari Apt. Dwi Larasati, M.Pharm.Sci., Ari Okta Viyani, S.E., M.Sc., dan Dr. Tri Sunarsih, SST., M.Kes., bersama dengan tim dari UGM yang diwakili oleh Prof. Dr. drh. Sarmin, MP, dan Dr. drh. Claude Mona Airin, MP, memimpin jalannya pelatihan.
Materi yang disampaikan mencakup:
1. Manajemen Nutrisi Kambing: Cara memberikan pakan bergizi untuk meningkatkan produksi susu dan kesehatan ternak.
2. Teknologi Tepat Guna: Penerapan teknologi sederhana yang dapat meningkatkan efisiensi peternakan di desa.
3. Pencegahan Penyakit Kambing: Teknik menjaga kesehatan kambing agar tetap produktif.
4. Pengolahan Susu Kambing: Proses pengolahan susu kambing sebagai sumber protein untuk anak-anak yang berisiko stunting.
Harapan untuk Keberlanjutan Program
Supatminah, Ketua KWT Kalurahan Sumberwungu, menyatakan rasa syukur dan harapannya bahwa pelatihan ini dapat berkelanjutan. Ia berharap ada pendampingan lebih lanjut untuk kelompok tani dalam hal pemantauan kesehatan ternak, peningkatan kapasitas produksi, serta pengolahan susu kambing.
Supatminah juga berharap agar kegiatan serupa dapat diperluas ke kelompok tani lain di Gunungkidul, sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaat dari usaha peternakan kambing ini.
Kolaborasi untuk Mengatasi Stunting
Kolaborasi antara UGM, Unjaya, PSK3, dan Yayasan Ainul Yakin dalam pelatihan ini menunjukkan pentingnya sinergi antara akademisi, lembaga masyarakat, dan masyarakat lokal dalam mengatasi masalah gizi kronis seperti stunting.
Dukungan dari DRTPM Kemdikbudristek melalui program Kosabangsa 2024 juga dianggap sangat berharga dalam mewujudkan kegiatan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat Sumberwungu dan wilayah lain di Gunungkidul semakin mampu memanfaatkan potensi peternakan kambing untuk meningkatkan gizi keluarga dan mengatasi masalah stunting.
Selain itu, pengelolaan peternakan yang berkelanjutan juga diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait