CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id - Dibandingkan dengan hari raya Idul Adha tahun 2023 lalu, permintaan sapi untuk kurban menjelang Idul Adha tahun 2024 menurun drastis.
Setidaknya itulah yang dirasakan pengelola peternakan sapi “Sriwijaya Farm” di Dusun Cibodas Desa Cisadap Ciamis.
“Dari stok 36 ekor sapi untuk kurban sampai hari ini (H-14) baru terjual 14 ekor. Padahal Idul Adha tahun lalu, H-7 sudah terjual habis seluruh stok sebanyak 35 ekor,” ungkap H Yasmin S, pengelola peternakan sapi “Sriwijaya Farm” kepada iNewsCiamisRaya.id, Selasa (4/6/2024)
H Yasmin sendiri belum memahami kenapa permintaan sapi untuk kurban tahun 2024 ini menurun drastis dibanding tahun lalu.
“Harapannya dalam dua minggu menjelang Idul Adha ini ada peningkatan permintaan,” ungkapnya.
Menghadapi hari raya kurban, Idul Adha tahun 2024 ini menurut H Yasmin, Sriwijaya Farm menyiapkan stok sebanyak 36 ekor sapi jantan siap kurban. Dari beragam jenis sapi, yakni limosin, pegon dan sapi lokal dari Madura. Dengan ukuran bobot bervariasi antara 2,5 kuintal sampai 3,75 kuintal.
Kisaran harga juga bervariasi dari Rp23,5 juta per ekor sampai Rp50 juta per ekor. Dengan harga taksiran hidup Rp80.000 - Rp85.000 per kg hidup.
Dari stok 36 ekor sapi kurban tersebut katanya sebanyak 14 ekor sudah terpesan/terjual. Diantaranya 9 ekor untuk dikirim ke Jakarta. Seperti ke Kebayoran Lama, Cipinang dan Bekasi. Pesanannya berupa sapi jenis limousin dan pegon.
“Pesanan dari Jakarta ini siap antar ke lokasi, sesuai dengan permintaan masing-masing panitia kurban,” imbuh H Yasmin.
“Sekarang yang tinggal sebagian besar berupa sapi lokal Madura,” katanya.
Peternakan sapi “Sriwijaya Farm” Cisadap Ciamis ini menurut H Yasmin menggunakan ampas tahu untuk pakan sapi peliharaannya yang dioplos dengan konsentrat dan tetes tebu yang didatangkan dari pabrik tebu di Jawa Tengah.
Sementara di Cisadap sebagai sentra produksi tahu di Ciamis, stok ampas tahu (ampas kedelai) tentu melimpah. Jadi pemanfaatan ampas tahu bisa menjadi bagian dari solusi lingkungan pengelolaan limbah tahu.
“Kami melibatkan 5 orang warga setempat untuk pemeliharaan sapi-sapi di Sriwijaya Farm. Sehari dibutuhkan sekarung (80 kg) ampas tahu. Campuran ampas tahu, konsentrat dan tetes tebu ramuan yang cocok untuk penggemukan sapi yang terjaga kesehatannya” pungkas H Yasmin.
Sepi nya permintaan ternak untuk kurban juga dirasakan oleh Kikim Tarkim, pemilik Rumah Dokas (Domba-Kambing-Sapi) di Tambaksari dan Rancah Ciamis.
“Sampai hari ini permintaan kambing untuk kurban belum begitu membahagiakan. Padahal waktu tinggal 2 minggu lagi. Seharusnya sudah mulai meriah. Tapi ini malah sepi-sepi aja. Nampaknya permintaan jauh berkurang dibanding tahun lalu,” keluh Kikim Tarkim, bandar ternak dari Rumah Dokas Rancah-Tambaksari kepada iNewsCiamisRaya.id, Selasa (4/6/2024).
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait