BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024 mendatang, sejumlah pihak menggelar diskusi membedah track record calon presiden.
Hal ini seperti yang dilakukan sejumlah aktivis mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa, aktivis lingkungan, pegiat pemilu dan demokrasi di Kedai Kopi Siunun, Kompleks STAIMA Kota Banjar, Jawa Barat pada Kamis 4 Januari 2024
Pengamat politik dan lingkungan hidup Dede Supriadi mengatakan, generasinya pernah merasakan era Orde Baru dan melihat secara langsung peristiwa penembakan terhadap sejumlah aktivis mahasiswa di era orba menuju era reformasi. Saat era Orba diketahui kekuatan militer sangat berperan dan menentukan kehidupan berbangsa.
"Saya sangat berharap peristiwa kelam tersebut tidak terulangi lagi di era pasca reformasi seperti saat ini. Tidak ada lagi pelanggaran HAM dan tragedi berdarah," ujarnya.
Dede juga mengungkap bahwa fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini yakni kejahatan para oligarki di mana berlindung dibalik kekuasaan.
"Kita harus sadar bahwa kelompok-kelompok penguasa yang merusak lingkungan pada Pemilu 2024 nanti berdiri dibelakang salah satu pasangan calon. Nah pemilih harus berhati-hati nanti, " ujar Dede.
Dede juga mengkritik soal program food estate yang kawal Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang dianggapnya gagal. Namun Dede tak merinci dimana letak gagalnya program food estate.
Sementara itu, Hasnu Ibrahim Pegiat Pemilu dan Demokrasi mengatakan keluarga korban pelanggaran HAM serta penculikan hingga saat ini masih terus mencari keadilan
"Keluarga korban hingga hari ini masih terus mendesak pertannggungjawaban negara agar menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat ini," pungkas Hasnu.
Hasnu mengingatkan upaya untuk menyelamatkan demokrasi di Indonesia menjadi tugas rakyat secara bersama-sama di Pemilu 2024.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait