JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id - Dajjal dan Yajuj Majuj adalah tanda-tanda besar dari hari kiamat. Dua makhluk itu yang menjadi fitnah (ujian) besar bagi umat manusia di akhir zaman. Mereka diyakini akan muncul di akhir zaman dan menimbulkan kerusakan besar di muka bumi. Apakah benar Yajuj dan Majuj lebih berbahaya dari pada Dajjal? Berikut ulasannya.
Kata Dajjal (ٱلْمَسِيحُ ٱلدَّجَّالُ) memang tidak disebut dalam Al-Qur'an. Sedangkan Yajuj dan Majuj (يأجوج ومأجوج) namanya diabadikan dalam Surat Al-Kahfi Ayat 94 dan Surat Al-Anbiya Ayat 96. Dajjal dan Yajuj Majuj diyakini merupakan golongan manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam. Hanya saja, kedua makhluk ini diberi kelebihan oleh Allah sesuai sifat dan karakteristiknya masing-masing.
Dajjal dan Yajuj wa Majuj merupakan dua sebutan untuk menamakan suatu bangsa atau golongan manusia. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan terkait agama dan kebenaran, sementara sebutan Yajuj wa Majuj karena mereka memiliki kekuasaan politik dan punya sifat barbar sehingga disebut sebagai bangsa perusak di akhir zaman.
Meskipun Dajjal akan mati terbunuh oleh Isa bin Maryam (Nabi Isa 'alaihissalam), Yajuj dan Majuj diyakini begitu kuat hingga umat Muslim yang menyertai Nabi Isa di akhir zaman akan diperintahkan oleh Allah untuk mengungsi ke bukit-bukit dan tempat yang tinggi guna menghindari mereka.
Bangsa Yajuj dan Majuj ini baru binasa setelah Nabi Isa berdoa kepada Allah untuk memusnahkan mereka. Dalam Hadis Nabi, Yajuj dan Majuj diyakini sebagai bangsa yang sangat kuat dan tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkannya. Beruntungnya, saat ini, mereka masih terkurung oleh dinding (tembok) besi yang dibangun Dzulqarnain sebagaimana disebut dalam Surat Al-Kahfi. Jika dinding Yakjuj dan Makjuj ini dibukakan, maka mereka akan turun dan menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru bumi. Hanya Allah yang berkuasa dan mengetahui kapan dinding itu terbuka. Wallahu A'lam.
Yajuj dan Majuj
Menurut sejarawan Timur Tengah, Dr. asy-Syafi' al-Mahi Ahmad, dalam buku "Yajuj dan Majuj" menyebutkan bahwa bangsa perusak ini telah dikenal hampir di semua peradaban dunia kuno dengan nama yang berbeda-beda.
Yajuj dan Majuj diyakini sebagai salah satu keturunan Nabi Nuh, dan karakteristik serta tindakan kejam mereka telah dianggap sebagai sisi gelap dunia. Mereka dan anak cucunya dikatakan sangat kejam tak berperikemanusiaan, merusak, menghancurkan, membunuh, dan meluluh-lantakkan banyak peradaban manusia dari era kuno hingga Abad Pertengahan. Berbagai peradaban dari Yunani, Eropa, Persia, Timur Tengah, Asia Kecil, China, hingga Mesir, telah mengalami kehancuran akibat ulah mereka.
Al-Qur'an mengabadikan Yajuj dan Majuj sebagaimana firman-Nya:
قَالُوۡا يٰذَا الۡقَرۡنَيۡنِ اِنَّ يَاۡجُوۡجَ وَمَاۡجُوۡجَ مُفۡسِدُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلٰٓى اَنۡ تَجۡعَلَ بَيۡنَـنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّا
Artinya: "Mereka berkata, "Wahai Dzulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (QS. Al-Kahfi Ayat 94)
Yajuj dan Majuj ini begitu dahsyatnya, sehingga ketika mereka keluar dari tembok penjaranya, mereka akan menghisap air Danau Tiberias di Syam hingga habis. Ciri-ciri mereka disebutkan oleh Rasulullah, Beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh, sementara kalian senantiasa memerangi musuh, hingga datang Yajuj dan Majuj; Bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang. Mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.'' (HR Ahmad)
Dalam kamus Lisanul-'Arab, kata Yajuj dan Majuj sendiri berasal dari kata Ajja atau Ajij dalam wazan Yaf'ul. Kata "Ajja" memiliki makna "nyala api" dan "asra'a" yang berarti "berjalan cepat". Dengan demikian, makna dari Yajuj dan Majuj dapat diibaratkan sebagai "api menyala" dan "air bergelombang" karena gerakannya yang hebat.
Ada satu kisah menarik diceritakan dalam Syarah Sullam At-Taufik karya Imam Nawawi Al-Bantani. Rasulullah pernah berpapasan dengan kaum perusak ini. Mereka disebut dengan nama Yajuj dan Majuj karena jumlah dan kekuatan mereka yang begitu hebat. Mereka memakan rumput, pohon, kayu bakar, dan manusia (kanibal). Meski demikian, Yajuj dan Majuj tidak dapat memasuki tiga kota suci yaitu Mekkah, Madinah dan Baitul Maqdis.
Suatu ketika Rasulullah ditanya, "Apakah Yajuj dan Majuj menerima dakwahmu?" Maka Rasulullah menjawab: "Aku berpapasan dengan mereka di malam Lailatul Isra'. Aku memanggil mereka tetapi mereka tidak menjawab."
Menurut penjelasan dari Ibnu Katsir, Yajuj dan Majuj merupakan keturunan Adam. Sementara menurut Kitab Ruhul-Ma'ani, Yajuj wa Majuj adalah sebagai dua kabilah keturunan Yafits bin Nuh, dan bangsa Turki dianggap sebagai sebagian dari mereka. Mereka disebut sebagai "Turk" karena ditinggalkan di sebelah sananya tembok.
Dr Asy-Syafi Al-Mahi Ahmad menyusun fase-fase keluarnya Yajuj dan Majuj sesuai peradaban sejarah. Keluarnya mereka yang terakhir adalah menjelang hari Kiamat.
Silsilah Yajuj dan Majuj ketika mereka keluar diketahui dengan nama-nama yang beraneka ragam:
1. Menurut orang-orang Asyrian pada abad ke-6 sebelum Masehi mengenal mereka dengan nama Scythians.
2. Orang-orang Cina pada abad ke-3 sebelum Masehi menyebut mereka dengan nama Hsiun-nu.
3. Orang-orang Eropa pada abad ke-4 Masehi menyebut mereka dengan nama Hun.
4. Menurut kaum muslimin, orang-orang Cina dan Eropa pada abad ke-13 Masehi mengenal mereka dengan nama bangsa Mongol dan Tartar yang merupakan fitnah pada zaman dahulu, sekarang dan akan datang.
Tembok Yajuj dan Majuj
Menurut beberapa sumber seperti Kitab Marasidil-Ittila' dan kitab karya Ibnu at-Faqih, Yajuj dan Majuj saat ini masih terkurung di dalam tembok yang dibangun oleh Raja Dzulqarnain. Mengenai Lokasi tembok ini yang terkenal adalah berada di Derbent (atau Darband) yang terletak di Pantai Laut Kaspia.
Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu: "Derbent atau Darband Adalah sebuah kota kerajaan Persia di Kaukasus, termasuk provinsi Daghistan, di pantai Barat laut Kaspia. Di ujung sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulang ke laut, yang panjangnya 50 Mil, yang disebut Tembok Alexander. Tembok ini seluruhnya mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki dengan pintu gerbangnya terbuat dari besi. terdapat berpuluh-puluh menara-pengintai dan merupakan pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat."
Sekilas tentang Dajjal
Meskipun sosok Dajjal tidak disebut secara langsung dalam Al-Qur'an, namun Rasulullah menyebutnya dalam banyak riwayat Hadis. Dajjal adalah sosok manusia pembohong besar yang akan muncul di akhir zaman. Kitab-kitab Hadits menggunakan kata Dajjal atau disebut Anti Christus.
Ciri-ciri fisik Dajjal disebutkan, seperti matanya buta sebelah, rambutnya keriting, badannya pendek dan bengkok, serta tertulis di antara kedua matanya huruf Kaf Fa Ra yang maknanya "kafir". Dajjal juga dikatakan memiliki kelebihan dalam melakukan tipu daya sehingga manusia terpedaya mengikutinya. Dalam hadis juga disebutkan bahwa Dajjal memiliki "surga dan neraka", ia mampu membawa air dan api, menurunkan hujan, mengeluarkan harta benda dari reruntuhan, dan menghidupkan orang mati. Alam pun tunduk pada perintahnya.
Rasulullah bersabda: "Tidak ada seorang Nabi pun kecuali dia telah mengingatkan umatnya dari si buta sebelah yang pendusta (Dajjal). Ketahuilah sesungguhnya dia buta sebelah dan sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah, di antara kedua matanya tertulis "Ka Fa Ra". (Muttafaqun 'Alaih)
Dalam riwayat lain, Beliau bersabda: "Jika Dajjal telah keluar dan saya masih hidup maka saya akan membela (menjaga) kalian, namun Dajjal keluar sesudahku." (HR Ahmad)
Dajjal Dibunuh, Tetapi Yajuj dan Majuj Tidak
Seperti telah diterangkan diatas, Dajjal dan Yajuj wa Majuj merupakan dua sebutan untuk menamakan suatu bangsa atau golongan manusia. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan mereka tentang agama, sedangkan sebutan Ya'juj wa Ma'juj mempunyai kekuasaan politik dan kekuatan yang dahsyat.
Akhir kebinasaan keduanya tidak sama. Dajjal kelak mati dibunuh oleh Nabi Isa 'alaihissalam di Kota Lodd (Syam), sedangkan Yajuj dan Majuj tidak. Dalam Hadits An-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu di disebutkan bahwa Allah memberitahukan kepada Nabi Isa akan keluarnya Yajuj dan Majuj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka.
Ketika Yajuj dan Majuj berhasil keluar dari tembok yang dibangun Dzulqarnain pada akhir zaman, Allah memerintahkan Nabi Isa untuk menjauhkan kaum mukminin ke Gunung Thur. Kemudian Allah membinasakan Yajuj dan Majuj dalam satu malam setelah Nabi Isa bin Maryam berdoa meminta pertolongan-Nya.
Dari Abdullah bin Masud radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Ketika malam diisra'kannya Rasulullah, beliau berjumpa dengan Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa 'alaihimussalam, lalu mereka membicarakan tentang Kiamat hingga beliau bersabda: "Maka mereka mengembalikan pembicaraan kepada Isa. Lalu beliau (Isa) menyebutkan terbunuhnya Dajjal, kemudian berkata "Selanjutnya manusia kembali ke negeri-negeri mereka, lalu dihadang oleh Yajuj dan Majuj yang berdatangan dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. Mereka tidak akan melewati air kecuali meminumnya, tidak juga melewati sesuatu kecuali menghancurkannya, kemudian mereka (para Sahabat Isa) meminta pertolongan kepadaku, lalu aku berdoa kepada Allah, maka Allah membinasakan mereka."
"Selanjutnya bumi menjadi bau karena bangkai mereka, kemudian mereka (para Sahabat Isa) memohon kepadaku, lalu aku berdoa kepada Allah, akhirnya Allah mengirimkan hujan dari langit yang membawa dan melemparkan jasad-jasad mereka ke lautan." (HR Al-Hakim)
Itulah perbedaan Dajjal dan Yajuj Majuj. Keduanya sama-sama berbahaya karena menjadi fitnah besar bagi umat manusia menjelang Hari Kiamat. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari fitnah Dajjal dan kekejaman dan kejahatan Yajuj dan Majuj.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "Benarkah Yajuj dan Majuj Lebih Berbahaya dari Dajjal?"
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait