Kisah Tangisan Bayi yang Mampu Mengubah Kebijakan Sang Penguasa

Rusman H Siregar/Eni Pepin Lusiani
Ilustrasi Umar bin Khattab ketika mendengar keluhan Ibu yang tidak mempunyai makanan untuk bayinya. Foto: Tangkapan layar Film Omar

JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Inilah kisah tangisan bayi di malam hari yang mampu mengubah kebijakan penguasa layak kita jadikan pelajaran berharga.

Peristiwa tersebut  terjadi pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu sebagai Amirul Mukminin.

Pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq, menceritakan pada suatu malam seperti biasa Sayyidina Umar melakukan kegiatan peninjauan (blusukan), saat melintas di di sebuah rumah, ia mendengar tangisan seorang bayi dari dalam rumah tersebut.

Maka Umar berkata: "Wahai ibu pemilik bayi, susuilah dia." Ibu si anak, yang tidak menyadari bahwa yang berkata adalah Sayyidina Umar menjawab: "Amirul Mukminin tidak memberikan santunan untuk bayi yang baru lahir sampai masa penyapihannya."

Umar menjawab: "Susuilah dia, nanti Amirul Mukminin pasti akan memberikan santunan untuknya." Sayyidina Umar pun lalu bergegas pulang. Setelah ia tiba di rumahnya, berkumandang Adzan Subuh. Ia pergi ke masjid untuk mengimami sholat Subuh berjamaah. Dan pagi itu bacaannya tak bisa disimak dengan baik karena tertutupi oleh tangisannya.

Selesai sholat ia langsung berdiri sambil berkata:

بؤسًا لعمر كم قتل من أولاد المسلمين

Artinya: "Celakalah Umar, berapa banyak ia telah membunuh anak-anak kaum muslimin."

Sayyidina Umar lalu menetapkan aturan yaitu santunan wajib atas setiap bayi yang baru lahir hingga masa ia disapih. Demikianlah tangis seorang bayi sanggup mengubah keputusan seorang kepala negara yang adil, Al-Faruq Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab memang dikenal sebagai pemimpin adil dan bijaksana. Pada masa kepemimpinannya, Islam berkembang hingga ke luar jazirah Arab seperti Mesir, Suriah, Persia, dan Irak. Dalam satu riwayat, Umar bin Khattab pernah berkata:

تَفَقَّهُوْا قَبْلَ أَنْ تُسَوَّدُوْا

Artinya: "Tafaqqahu (belajarlah agama) sebelum kalian menjadi pejabat (pemimpin)." Ketika menjadi pemimpin, Umar bin Khattab juga tidak lepas dari kritik rakyatnya. Bahkan beliau pernah dikritik secara terbuka oleh seorang wanita tua.

Ketika Umar bin Khattab menetapkan kebijakan pembatasan mahar, seorang wanita tua angkat bicara menolaknya, padahal Umar masih berdiri di atas mimbar.

"Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau tidak mendengar firman Allah: 'Sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun..." (QS. An Nisa ayat 20)

Mendengar itu, Sayyidina Umar langsung meralat keputusannya. Begitulah kebijakan Umar saat menjadi pemimpin.

Semoga Allah menghadirkan Al-Faruq Al-Faruq di tengah-tengah kita, pemimpin yang bisa memahami bahasa jeritan rakyatnya.

Wallahu A'lam

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "Tangis Bayi yang Mengubah Kebijakan Pemerintah, Berikut Kisahnya"

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network