JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Inilah 3 alasan kenapa tidak dibangun jembatan penghubung antara pulau Jawa-Bali, menarik untuk disimak.
Pulau Dewata sebutan untuk pulau Bali, salah satu primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan panorama alamnya yang indah, terutama sekali pantainya, Bali juga sangat terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik.
Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya menjadi pusat pariwisata di pulau Bali. Lokasi wisata yang utama dan banyak dikunjungi wisatawan adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, daerah timur kota seperti Sanur, pusat kota seperti Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu.
Sebagai tempat destinasi liburan yang sudah terkenal di Indonesia dan dunia, Pulau Bali hanya bisa dikunjungi melalui jalur laut dan jalur udara.
Sedangkan untuk jalur darat hingga sampai saat ini belum dibuat oleh pemerintah. Namun, sejatinya pada tahun 1960-an sudah merencanakan pembangunan tol bebas hambatan dari Merak, Banten, hingga Pulau Bali.
Usulan dicetuskan oleh mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, guru besar ITB, yang terkenal dengan konstruksi cakar ayam.
Usulan dari mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, tersebut tadinya akan diberi nama Tri Nusa Bima Sakti yang akan menghubungkan tiga pulau, yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Akan tetapi, ide brilian itu kandas lantaran menuai banyak tantangan dari berbagai pihak.
Pada 2012 silam, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sempat mengusulkan untuk membangun jembatan Selat Bali dengan panjang 39 km. Pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali ini bertujuan untuk memperlancar laju ekonomi masyarakat.
Sayangnya, usulan tersebut kembali ditolak oleh masyarakat Bali. Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jembrana turut mendukung penolakan tersebut.
Lalu mengapa Jawa-Bali tidak ada penghubung jembatan antara keduanya? Berikut 3 alasannya.
1. Kepercayaan Masyarakat Bali
Penolakan jembatan penghubung Jawa-Bali erat kaitannya dengan mitologi yang dipercayai oleh masyarakat Bali.
Masyarakat Bali yang masih berpegang teguh pada sejarah, tradisi, dan mitologinya mempercayai jika dulunya Sang Dang Hyang Sidhimantra sengaja memisahkan Jawa-Bali agar pulau Bali terhindar dari hal-hal negatif dan kebudayaannya tetap terjaga.
2. Konstruksi Jembatan
Masyarakat Bali masih meyakini bahwa sebuah bangunan tidak boleh lebih tinggi dari Padmasana, yaitu tempat sembahyang atau menaruh sesaji bagi umat Hindu.
Hal ini merujuk pada konstruksi jembatan penghubung yang nantinya akan lebih tinggi karena ombak di selat Bali cukup besar dan tinggi.
3. Berpotensi Menaikkan Jumlah Pendatang ke Bali
Adanya jembatan penghubung Jawa-Bali, pemerintah Bali menyebutkan bahwa proyek jembatan penghubung tersebut berpotensi jembatan tersebut berpotensi menaikkan jumlah pendatang ke Pulau Bali.
Bukan tidak mungkin jika nantinya Pulau Bali akan padat penduduk dan kejahatan atau angka kriminal akan meningkat.
Itulah 3 alasan kenapa Jawa-Bali tidak ada jembatan penghubung antara keduanya.
Artikel ini telah tayang di iNews dengan judul " Kenapa Jawa-Bali Tidak ada Jembatan Penghubung Antara Keduanya? Inilah 3 Alasannya "
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait