Pameran Seragam Tentara di Bazar Unigal, dari Seragam KNIL 1941 sampai Pasukan Perdamaian Lebanon

CIAMIS, CiamisRaya.iNews.id - Dari 30 lebih booth (stand) yang ada di arena bazar Unigal dalam rangka Dies Natalis ke-27 Universitas Galuh (Unigal) di areal parkir kampus Unigal di Pulomaju Baregbeg, Sabtu (19/4/2025) tak hanya menyajikan berbagai kuliner dan fashion kekinian yang digemari para belia.
Tetapi, ada juga booth yang menampilkan pesan-pesan kekunoan, tempo doeloe untuk para gen Z maupun kalangan milenial.
Seperti stand mobil PT Pos Indonesia yang menawarkan layanan perangko prima, kartu pos, wesel pos, berbagai koleksi untuk para penggemar filatelis yang mungkin sangat asing bagi generasi penggemar serba digital.
Juga ada booth yang menghadirkan berbagai pandai besi (pende) berupa pacul, golok, arit, pisau, dan beragam alat pertanian tradisional lainnya. Itu semua produk pende dari kampung dok dak Desa Baregbeg yang kemahirannya diwarisi secara turun temurun.
Dan yang sangat menggugah tentunya deretan booth dengan tampilan seragam tentara (angkatan darat) dari masa ke masa. Mulai dari seragam KNIL tahun 1941 yang terbuat dari kain drill, sampai seragam yang dipakai TNI yang bergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL).
"Ada 21 seragam tentara (AD) yang saya pamerkan di arena Bazar Unigal ini. Koleksi terbaru adalah seragam tentara perdamaian PBB (UN) di Libanon yang baru pulang dari Libanon tahun 2024 lalu," ujar Yogatama SPd (24) penggagas dan pengelola langsung pameran seragam TNI AD di arena Bazar Unigal kepada CiamisRaya.iNews.id Sabtu (19/4/2025).
Yogatama merupakan guru sejarah (honorer) di SMAN 2 Ciamis. Tamatan FKIP Untirta Serang Banten tahun 2023 lalu, kini menempuh jenjang Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Unigal.
Sehari-hari, Yoga merupakan pegiat cosplay (costum play) dan cosmaker. Kecintaannya kepada tentara sudah mendarah daging. Sejak masih SMA di kampung halamannya di Gunung Kidul DIY, ia sudah mengkoleksi berbagai seragam tentara.
Baik yang dibeli sendiri dari uang tabungannya maupun yang ia dapat dari kakeknya maupun pamannya, seorang tentara.
"Saya tidak pernah bercita-cita jadi tentara. Badan (kerempeng) gini bagaimana mungkin jadi tentara. Jadi Menwa pun tidak. Cita-citanya dari dulu jadi guru. Waktu kuliah di Untirta, ambil jurusan sejarah. Jadi ngajarnya tentang sejarah, termasuk sejarah TNI," ungkapnya.
Menurut Yoga, ada sekitar 60 seragam tentara yang kini menjadi koleksinya. Sebagian besar dibelinya di tukang loak, kios seragam, bahkan juga di toko online maupun dibeli langsung ke personil TNI.
"Ada seragam paling murah dipesan di toko online Rp 15.000. Termahal seragam tentara PBB di Lebanon, Rp 195.000, " imbuh Yoga.
Dari puluhan koleksi seragam tentara miliknya tersebut, bagi Yoga tidak hanya sekedar benda mati. Tapi lengkap dengan sejarahnya satu persatu. Bahkan dilengkapi pula foto-foto di dalam saku setiap seragam koleksinya.
"Ini salah satu cara saya mengedukasi memperkenalkan secara langsung sejarah TNI kepada masyarakat umum, generasi muda, mahasiswa, pelajar generasi penerus bangsa. Sekaligus berharap dapat menggugah semangat patriotisme, kecintaan kepada bangsa dan negara," harapnya.
Dari puluhan koleksi seragam dari tentara dari masa ke masa tersebut menurut Yoga, tidak seluruhnya asli. Tetapi juga ada yang berupa replika (duplikat).
Seperti seragam KNIL tahun 1941 yang terbuat dari kain drill. Seragam TKR tahun 1947 (cikal bakal TNI), seragam Jenderal Gatot Soebroto, zaman APRIS tahun 1950, berikut duplikat seragam Letjen Soeharto saat menjabat sebagai Pangkostrad.
"Banyak juga yang lainnya. Seragam bataliyon, kopasus dan lainnya.
Termasuk, seragam yang dipakai wartawan saat latihan sebelum meliput operasi militer di Aceh tahun 1993 (zaman GAM). Sampai seragam babinsa di Kalimantan yang sempat viral karena membantu mobil mogok. Semua seragam ini ada ceritanya, ada sejarahnya," jelas Yoga yang menjaga stand koleksiknya sembari memakai duplikat seragam KNIL tahun 1941 lengkap.
"Banyak juga yang lainnya. Seragam bataliyon, kopasus dan lainnya. Termasuk juga ada seragam loreng yang dipakai wartawan saat latihan sebelum meliput OPM di Aceh tahun 1993. Sampai seragam babinsa di Kalimantan yang sempat viral, karena membantu mobil mogok. Semua seragam ini ada ceritanya, ada sejarahnya," jelas Yoga yang menjaga stand koleksiknya sembari memakai duplikat seragam KNIL tahun 1941 lengkap dengan tas kulitnya.
Menurut Muhammad Amin SH MH, dari seksi acara Dies Natalis ke 27 Unigal, kegiatan bazar ini akan berlangsung selama seminggu mulai Sabtu (19/4/2025) sampai Jumat (25/4/2025).
Esok harinya, Sabtu (26/4/2025) langsung dilanjut dengan acara puncak Jalan Sehat Unigal "Bersatu dalam keberagaman menuju Unigal unggul berdaya saing global".
Berbagai kegiatan dalam rangka Dies Natalis ke 27 Unigal ini katanya sudah berlangsung sejak tanggal 8 April 2025 lalu.
Editor : Asep Juhariyono