Harga Cabai Rawit Merah di Ciamis Tembus Rp100 Ribu per Kilogram

Andri M Dani
Harga Cabai Rawit Merah di Ciamis Tembus Rp100 Ribu per Kilogram. Foto: iNewsCiamisRaya.id/Budiana Martin

CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Harga cabai, terutama cabai rawit merah atau dikenal sebagai cengek domba, mengalami lonjakan tajam dalam sepekan pertama Januari 2025. 

Di Pasar Manis Ciamis, harga cabai rawit merah yang sebelumnya berkisar Rp45 ribu per kilogram pada akhir Desember 2024 kini melonjak hingga Rp100 ribu hingga Rp110 ribu per kilogram.

Henhen, seorang pedagang sayur di Pasar Manis Ciamis, mengaku kesulitan menghadapi kenaikan harga ini. 

"Sekarang cengek domba sudah Rp100 ribu per kilogram. Pembeli makin sedikit, dan kami pedagang jadi kewalahan," keluhnya pada Selasa (7/1/2025).

Kepala UPTD Pasar Manis Ciamis, Dana Sudiana, membenarkan adanya kenaikan drastis ini. Ia menjelaskan bahwa lonjakan harga cabai rawit merah berlangsung bertahap sejak akhir Desember 2024.  

"Pada 28 Desember, harga masih Rp45 ribu per kilogram. Namun, menjelang Tahun Baru, naik menjadi Rp65 ribu, kemudian melonjak lagi menjadi Rp80 ribu pada 2 Januari 2025, hingga akhirnya mencapai Rp100 ribu lebih per kilogram," ungkap Dana.  

Kenaikan serupa juga terjadi pada jenis cabai lainnya, seperti:  

- Cabai merah lokal Rp50 ribu - Rp85 ribu per kilogram  

- Cabai merah keriting Rp50 ribu - Rp85 ribu per kilogram  

- Cabai hijau Rp35 ribu - Rp55 ribu per kilogram  

- Cabai rawit hijau Rp35 ribu - Rp60 ribu per kilogram  

Ketua KTNA Ciamis, sekaligus petani cabai di Desa Cibeureum Sukamantri, Pipin Arif Apilin, menjelaskan, bahwa harga cabai di tingkat petani juga mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat.

"Sepuluh hari lalu, harga cabai rawit merah di petani hanya Rp25 ribu per kilogram. Sekarang sudah Rp75 ribu," ungkapnya.

Pipin mengaitkan kenaikan harga ini dengan permintaan yang melonjak selama liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), sementara produksi cabai menurun akibat cuaca buruk dan serangan hama. 

"Hama seperti antraknos, patek, dan fusarium menyebabkan hasil panen berkurang hingga 30 persen,"jelasnya.

Selain itu, luas lahan panen yang produktif juga menyusut. Dari total 30 hektare lahan cabai di Sukamantri, hanya 15 hektare yang masih bisa dipanen, itupun di masa akhir musim panen.  

"Kami berharap area tanam baru dapat memenuhi kebutuhan pasar saat bulan puasa dan Lebaran nanti," harap Pipin.

Kenaikan harga cabai ini menjadi tantangan berat bagi pedagang dan konsumen, terutama di tengah tekanan ekonomi. 

Namun, bagi petani, situasi ini sekaligus menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan, meski harus menghadapi kendala produksi.

Dengan situasi yang terus berkembang, pemerintah diharapkan dapat membantu mengatasi kendala produksi melalui dukungan teknologi pertanian dan mitigasi hama, agar stabilitas harga cabai dapat segera tercapai.  

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network